CATALYTIC FUNDING: PENTINGNYA DESKTOP REVIEW BAGI TIM JEJARING LAYANAN TBC DI KABUPATEN BEKASI
9 September 2020
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi bersama tim DPPM menyelenggarakan kegiatan evaluasi bulanan program TBC untuk menilai capaian indikator DPPM TB. Kegiatan ini disebut DPPM Desktop Review. Tujuan dari kegiatan ni adalah untuk menentukan rencana tindak lanjut berdasarkan Analisa data capaian program TBC berdasarkan indikator DPPM. Selain itu, evaluasi ini menjadi wadah untuk mengevaluasi keterlibatan KOPI TB dan tim DPPM dalam program TBC di Kabupaten Bekasi. Kegiatan DPPM Desktop Review di Kabupaten Bekasi yang diselenggarakan pada tanggal 7 September 2020 ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kabuaten, perwakilan KOPI TB, serta TO dan FA IO PPM.
DPPM Desktop review merupakan sarana monitoring indikator program TBC khususnya notifikasi kasus TBC secara bulanan. Kegiatan DPPM Desktop Review ini menghasilkan sejumlah luaran yang penting untuk meningkatkan kualitas layanan TBC bagi masyarakat yang berobat di fasilitas kesehatan. Indikator DPPM yang dievaluasi meliputi ketersediaan Surat Keputusan (SK) Tim DPPM, capaian angka penemuan kasus TBC, dan capaian angka keberhasilan pengobatan TBC. Kegiatan ini juga menjadi sarana dalam memberikan rekomendasi tindakan untuk penyelesaian masalah dalam implementasi pendekatan DPPM serta menentukan prioritas fasilitas kesehatan untuk dilakukan mentoring dan supervisi.
“Dinkes perlu mengirimkan surat edaran dan feedback mengenai wajib lapor kasus TBC ke RS yang belum terlibat dalam pelaporan kasus TBC di Kabupaten Bekasi agar target notifikasi TBC bisa tercapai,”ujar dr. Adi Pranaya (Sekretaris KOPI TB) perwakilan IDI dalam presentasinya.
Kegiatan ini didanai oleh The Global Fund to fight Aids Tuberculosis and Malaria (GF ATM) melalui Principal Recipient (PR) Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan diselenggarakan oleh Implementing Organization Public-Private Mix (IO PPM) yang merupakan kerjasama Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Teks dan Foto: Ade Maryanto
Editor: Melya Findi dan Aditiya Bagus