IMPAACT4TB: Provinsi DIY adopsi paduan 3HP untuk tingkatkan cakupan TPT pada ODHIV

25 April 2022

8 April 2022

Tuberkulosis (TBC) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian di Indonesia. Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, setelah India dan China. Upaya eliminasi TBC ditargetkan untuk tercapai di tahun 2030. Dari studi pemodelan WHO, target tersebut diperkirakan dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif dan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada populasi yang berisiko memiliki Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB).

Orang dengan HIV (ODHIV) adalah salah satu populasi yang berisiko tinggi dengan ILTB yang dapat berprogres secara cepat menjadi TBC aktif. Sedangkan program HIV/AIDS nasional menargetkan pengendalian epidemi HIV AIDS di tahun 2030, dengan capaian 3 Zeros yang meliputi, zero infeksi  HIV baru, zero kematian terkait AIDS pada ODHIV, serta zero diskriminasi terhadap ODHIV. Maka dari itu, penggunaaan TPT bersama dengan ART terbukti dapat menurunkan insiden dan kematian TBC pada ODHIV secara signifikan.

Saat ini paduan TPT tidak terbatas lagi hanya dengan penggunaan isoniazid selama 6 bulan. Kombinasi  isoniazid dan rifepentine (3HP) merupakan regimen terbaru TPT, yang menawarkan paduan dengan waktu konsumsi obat yang lebih pendek dan jumlah obat yang lebih sedikit. Pengobatan TPT 3HP berlangsung selama 3 bulan dan pasien meminum obat 1 kali dalam 1 minggu, diharapkan dengan terbukanya paduan ini dapat membantu meningkatkan cakupan TPT di Indonesia.

Program HIV AIDS Nasional bersama dengan Yayasan KNCV Indonesia bekerja sama dalam implementasi TPT 3HP di Indonesia. Program ini sudah dimulai sejak 2020 dan D.I. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terpilih dalam pelaksaan TPT 3HP di Indonesia. Pada tanggal 8 April lalu, telah dilaksanakan lokakarya TPT 3HP pada ODHIV di provinsi D.I. Yogyakarta, yang diikuti 10 layanan rumah sakit dan 10 layanan puskesmas dari 5 kabupaten/kota terpilih yaitu Kab. Bantul, Kab. Sleman, Kab. Kulon Progo, Kota Yogyakarta, dan Kab. Gunung Kidul. Dalam lokakarya tersebut peserta mendapatkan materi mengenai kebijakan TPT pada program HIV/AIDS & PIMS dan situasi TPT pada ODHIV terkini, tatalaksana TPT pada ODHIV, praktik pencatatan dan pelaporan TPT dan pengelolaan logistik TPT. Dari lokakarya ini, fasyankes bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat berkoordinasi terkait pelaksanaan maupun pengembangan layanan TPT di wilayah masing-masing, dengan supervisi dari Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta sehingga dapat tercapai target nasional eliminasi TBC serta 3 Zeros di tahun 2030.

Foto: Pembukaan oleh PLT Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi D.I.Yogyakarta

Foto: Materi Tatalaksana TPT pada ODHIV oleh dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, Sp.PD, KPTI, FINASIM

Foto: Foto Bersama

Klik tombol dibawah untuk mengunduh materi kegiatan:

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]