LIFT TB: Kick Off Meeting Penelitian Operasional BPaL (Bedaquiline, Pretomanid, dan Linezolid) bagi Pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia
6 April 2022
Indonesia adalah salah satu negara dengan beban tuberkulosis (TBC) dan tuberkulosis resistan obat (TBC RO) tertinggi di dunia. Berdasarkan data Global Tuberculosis Report WHO 2020, tingkat keberhasilan pengobatan TBC MDR di Indonesia hanya 45% sedangkan pada TB pre-XDR dan TBC extensive drug-resistant (TBC-XDR) lebih kecil lagi, yakni hanya 25%. Keberhasilan pengobatan yang masih rendah ini menunjukkan tingginya kebutuhan terhadap paduan pengobatan yang lebih sederhana, efektif, dan ramah untuk pasien-pasien tersebut.
Pada tahun 2020, WHO mengeluarkan rekomendasi penggunaan paduan pengobatan baru untuk TBC RO, yakni paduan BPaL (bedaquiline, pretomanid, dan linezolid) dengan durasi pengobatan 6-9 bulan dalam tatanan penelitian operasional. Untuk menilai efektivitas dan keamanan paduan BPaL di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan dukungan Yayasan KNCV Indonesia (YKI) melalui kegiatan LIFT-TB (Leveraging Innovation for Faster Treatment of Tuberculosis) akan melaksanakan penelitian operasional penggunaan paduan BPaL di Indonesia.
Kick off Meeting Penelitian Operasional BPaL bagi pasien TBC RO di Indonesia telah dilaksanakan pada 6 April 2022 secara hybrid di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat dan melalui aplikasi zoom meeting dan YouTube Yayasan KNCV Indonesia. Kegiatan ini dihadiri secara luring oleh perwakilan Substansi TBC dan ISPA Kemenkes RI, RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, Pejuang Tangguh (PETA), KOMLI TB, JETSET TB, Mikrobiologi UI, dan Yayasan KNCV Indonesia (YKI).
Acara diawali dengan sambutan dari Direktur Eksekutif YKI, dr. Jhon Sugiharto, MPH yang menyatakan bahwa adanya paduan BPaL merupakan ‘kabar gembira’ bagi pasien TBC resistan obat di Indonesia. Sambutan selanjutnya sekaligus pembukaan dibawakan oleh dr. Tiara Tiffany Pakasi, MA, selaku Plt. Direktur P2PM Kemenkes RI. Ibu Tiara menyatakan “TBC RO di Indonesia angka keberhasilan pengobatannya 44.9%, perlu paduan pengobatan TBC RO yang patient centered, lebih pendek, sehingga paduan BPaL merupakan angin segar bagi pengobatan TBC RO tersebut.”
Setelah sambutan dan pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari berbagai narasumber, yaitu dr. Setiawan Jati Laksono dari WHO Indonesia yang memberikan paparan mengenai rekomendasi WHO terkait paduan BPaL, Salah Foraida, MD, MS dari TB Alliance yang memaparkan bukti ilmiah terbaru dari terkait paduan BPaL (hasil studi Zenix dan studi TB PRACTECAL). dr. Endang Lukitosari, MPH dari Sub Koordinator TBC Kemenkes RI yang memaparkan perkembangan manajemen terpadu tuberkulosis resistan obat (MTPTRO) di Indonesia dan peran strategis paduan BPaL dalam tatalaksana TBC RO di Indonesia.
Setelah paparan dari Substansi TBC dan ISPA, acara selanjutnya diisi oleh Technical Director KNCV TB Foundation yaitu Agnes Gebhard, MD, MPH dan Director International Tuberculosis Research Center (ITRC) yakni Prof. Ray Cho, D.V.M, Ph.D. Dr. Agnes dan Profesor Ray Cho menjelaskan dukungan yang diberikan oleh KNCV dan ITRC dalam penelitian operasional BPaL dan mengucapkan selamat kepada Indonesia yang telah melaksanakan acara Kick-off.
Principal Investigator Penelitian Operasional BPaL, Dr. dr. Erlina Burhan, MSc., Sp.P(K) melanjutkan presentasi mengenai protokol penelitian dan menyatakan, “100 pasien bisa direkrut di Indonesia dalam satu bulan saja, jadi setiap rumah sakit yang menjadi site bisa mulai mendata untuk pasien-pasien potensial.” Setelah paparan dr. Erlina, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan pemutaran video testimoni dari beberapa pihak yaitu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, BBLK Surabaya, RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan Yayasan Pejuang Tangguh (PETA) yang memberikan dukungan bagi terlakasananya pengobatan paduan BPaL di Indonesia.
Pembukaan dan sambutan dari dr. Tiara Tiffany Pakasi, MA, selaku Plt. Direktur P2PM Kemenkes RI
Sambutan oleh dr. Jhon Sugiharto, Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia
Pemaparan oleh dr. Endang Lukitosari, MPH, Subkoordinator TBC, Kemenkes RI
Salam sehat,
TOSS TBC!
Penulis: Risnawati valentina, Editor: Alva Juan.