PMI : Finalisasi Kajian Kualitatif Pengembangan Jejaring Penemuan Tuberkulosis Pada Pekerja Migran Indonesia
16 November 2021
Pedoman WHO terbaru merekomendasikan skrining TBC tersistematis untuk dilakukan pada sub-populasi yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap TBC, seperti pekerja migran. Program TBC bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Indonesia secara umum telah mengikuti prinsip-prinsip yang direkomendasikan WHO. Namun, pada pelaksanaan di lapangan masih ditemukan banyak tantangan dalam penanggulangan TBC di setiap tahapan perjalanan PMI.
Yayasan KNCV Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melaksanakan kajian penanggulangan TBC pada CPMI/PMI. Adapun kegiatan diseminasi hasil dan rekomendasi penanggulangan TBC pada CPMI/PMI telah dilakukan pada 4-5 November 2021 lalu. Dalam prosesnya, tahap akhir dari kajian ini adalah melakukan finalisasi laporan kajian yang berisi hasil dan rekomendasi.
Terkait hal ini, YKI menyelenggarakan Pertemuan Penyusunan Laporan Akhir Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut Pengembangan Jejaring Penanggulangan TBC pada PMI pada tanggal 11-13 November 2021 bertempat di Cikarang. Pertemuan yang dibuka oleh drg Dyah Erti Mustikawati, MPH Koordinator Bidang Okupasi dan Surveilans ini dihadiri oleh Direktorat Kesjaor, Direktorat Fasyankes, substansi Tuberkulosis Direktorat P2PML, dan BP2MI pusat.
Pertemuan ini mendiskusikan draft final laporan kajian serta draf final policy brief penanggulangan Tuberkulosis pada Calon/Pekerja Migran Indonesia. Yang dilanjutkan dengan mendiskusikan dan menindaklanjuti masukan kajian dari hasil kegiatan diseminasi hasil kajian.
Nugroho dari Direktorat Fasyankes mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan Pusdatin Kemenkes, akan mengintegrasikan NIK sebagai identifikasi unik pekerja migran yang dalam SIK dan SISKOP2MI. Hal ini bertujuan agar integrasi pencatatan dan pelaporan PMI dapat terlaksana.
Teks: Risnawati Valentina
Editor: Melya, Yeremia PMR