Laporan Kasus Tuberkulosis (TBC) Global dan Indonesia 2022

30 November 2022

Laporan kasus TBC di Indonesia

World Health Organization (WHO) telah merilis laporan tentang tuberkulosis (TBC) skala global tahun 2021 termasuk di dalamnya laporan tentang keadaan TBC di Indonesia dalam dokumen Global Tuberculosis Report 2022. Dalam laporannya, pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya capaian. Terutama pada penemuan kasus dan diagnosis, akses perawatan hingga pengobatan TBC. Kemajuan-kemajuan yang telah dibuat pada tahun-tahun sebelumnya terus melambat bahkan terhenti sejak tahun 2019. Target capaian bebas TBC secara global saat ini benar-benar berada pada “luar jalur” atau off track dari yang telah direncanakan. Lalu, bagaimana dengan kasus TBC di Indonesia?

Pada tahun 2021 pula menjadikan TBC sebagai penyakit menular paling mematikan pada urutan kedua (2) di dunia setelah Covid-19. Dan berada pada urutan ke tiga belas (13) sebagai faktor penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Kasus TBC Secara Global

WHO melaporkan bahwa estimasi jumlah orang terdiagnosis TBC tahun 2021 secara global sebanyak 10,6 juta kasus atau naik sekitar 600.000 kasus dari tahun 2020 yang diperkirakan 10 juta kasus TBC. Dari 10,6 juta kasus tersebut, terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang telah dilaporkan dan menjalani pengobatan dan 4,2 juta (39,7%) orang lainnya belum ditemukan/ didiagnosis dan dilaporkan.

Estimasi Kasus TBC di Dunia

TBC dapat diderita oleh siapa saja, dari total 10,6 juta kasus di tahun 2021, setidaknya terdapat 6 juta kasus adalah pria dewasa, kemudian 3,4 juta kasus adalah wanita dewasa dan kasus TBC lainnya adalah anak-anak, yakni sebanyak 1,2 juta kasus. 

Kematian akibat TBC secara keseluruhan juga terbilang sangat tinggi, setidaknya 1,6 juta orang mati akibat TBC, angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni sekitar 1,3 juta orang. Terdapat pula sebesar 187.000 orang yang mati akibat TBC dan HIV. 

Jenis kelamin penderita TBC dan angka kematian TBC

Beberapa negara berhasil mengurangi beban TBC dari tahun ke tahun (>20%), diantaranya Bangladesh (2020), Lesotho (2020 dan 2021), Myanmar (2020 dan 2021), Mongolia (2021) dan Vietnam (2021). 

Kasus TBC di Indonesia

Indonesia sendiri berada pada posisi KEDUA (ke-2) dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo secara berutan. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik. Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu orang setiap 33 detik). Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita TBC. 

Kasus TBC di Indonesia 2022

Disrupsi akibat pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 diprediksi menyebabkan kemunduran pencapaian hingga 5-8 tahun.  

Angka Kematian TBC di Indonesia

Angka kematian akibat TBC di Indonesia mencapai 150.000 kasus (satu orang setiap 4 menit), naik 60% dari tahun 2020 yang sebanyak 93.000 kasus kematian akibat TBC. Dengan tingkat kematian sebesar 55 per 100.000 penduduk. 

Temuan Kasus TBC di Indonesia

Dari total 969.000 estimasi kasus TBC yang ada di Indonesia, kasus yang ditemukan hanya sebesar 443.235 (45,7%) kasus saja, sedangkan ada 525.765 (54,3%) kasus lainnya belum ditemukan dan dilaporkan. Pada tahun 2020, jumlah kasus yang belum ditemukan adalah sebanyak 430.667 kasus. Artinya terjadi peningkatan jumlah kasus yang belum ditemukan secara signifikan. Sedangkan capaian penemuan kasus meningkat dari tahun 2020 yang sebanyak 393.323 kasus. 

Kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan di Indonesia

TBC Resistan Obat (TBC-RO) di Indonesia

Total kasus pasien dengan TBC-RO di Indonesia adalah sebanyak 8.268 kasus dengan 5.234 orang yang telah memulai pengobatan TBC-RO. 

Sebagai penutup, upaya dalam penanggulangan TBC memerlukan dukungan semua pihak. Upaya intensif yang didukung oleh peningkatan pendanaan juga sangat diperlukan untuk mengurangi dan membalikkan dampak pandemi Covid-19 terhadap TBC. Diharapkan dari dukungan pemerintah daerah dalam bentuk komitmen politik. Dapat berupa Perda/perkada tentang penanggulangan TBC. Maupun komitmen anggaran yang harus teralokasi secara terpisah dan tegas dalam dokumen APBD khusus untuk Program TBC. 

Baca laporan tentang TBC 2022 selengkapnya di: Global Tuberculosis Report 2022 

 Sumber: World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2022. 

  • 5 January 2023

    Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) adalah penyakit TBC yang disebabkan oleh strain kompleks Mycobacterium [...]

  • 12 December 2022

    Urogenital merupakan gabungan dari sistem kemih (urinaria) dan sistem reproduksi (genitalia). Keduanya dikelompokkan bersama [...]

  • 7 December 2022

    Ketika didiagnosis positif tuberkulosis (TBC), beberapa orang mungkin merasa seperti bak petir saat siang [...]

  • 2 December 2022

    Limfa atau kelenjar getah bening (KGB) merupakan jaringan dari sistem limfatik yang berfungsi dalam [...]