MONEV IO PPM : Praktik Baik Dalam Implementasi Jejaring Layanan TBC di Daerah (Hari Pertama)
9 March 2020
Program Tuberkulosis Nasional (NTP) tahun 2017 menyebutkan bahwa 74% pasien penderita TBC mencari perawatan awal di fasilitas perawatan kesehatan swasta, yaitu klinik ataupun dokter praktik mandiri (DPM). Fasilitas swasta berkontribusi cukup banyak dalam hal penyediaan layanan TBC. Meski demikian jumlah notifikasi kasus TBC dari fasilitas kesehatan swasta masih relatif rendah (rumah sakit swasta sebesar 8% dan praktisi swasta sebesar 1%). Persentase ini terbilang rendah dibandingkan dengan jumlah notifikasi kasus TBC oleh fasilitas pemerintah. Hal ini juga disebabkan karena fasilitas ini beroperasi di luar sistem perawatan kesehatan publik dan di luar sistem pengawasan nasional.
Pada studi patient pathway analysis tahun 2017, disebutkan bahwa peran fasilitas penyedia layanan kesehatan publik (puskesmas dan rumah sakit umum) di Indonesia dalam menemukan dan mengobati TBC adalah 54%, dan fasilitas penyedia layanan kesehatan swasta 42% dan 4% dari yang lain. Namun, tidak semua kasus TBC yang dirawat tercatat dalam sistem pencatatan yang standard (SITT), terutama yang berasal dari penyedia layanan kesehatan swasta. DPM dan klinik primer berkontribusi notifikasi hanya 1% dan rumah sakit swasta 8%, sedangkan Puskesmas 72% dan rumah sakit umum 18%.
Kondisi ini yang kemudian memerlukan Public-Private Mix (PPM) melalui pendekatan komprehensif dalam meningkatkan keterlibatan semua penyedia layanan kesehatan dalam pengendalian TBC. Mengacu pada rencana strategis NTP Indonesia 2016-2020 terbaru, disebutkan perlunya pelibatan semua penyedia layanan kesehatan baik publik dan swasta di bawah koordinasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota. Upaya ini disebut sebagai “District based Public Private Mix” (D-PPM).
District-based PPM Indonesia dibangun sebagai strategi kolaboratif dari Puskesmas, RSUD, lapas dan rumah sakit polri atau militer, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik, praktik pribadi. Termasuk juga pelibatan rumah sakit swasta dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti laboratorium dan apotek swasta yang di dukung oleh organisasi professional atau komunitas dan di bawah kepemimpinan atau koordinasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dalam implementasinya, proyek ini telah melakukan sejumlah kegiatan di antaranya pembentukan tim DPPM, workshop jejaring layanan bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut di 12 Provinsi dan 27 kabupaten/kota, serta review indikator DPPM dan mentoring – supervisi ke fasilitas kesehatan. Yayasan KNCV Indonesia bersama PDPI melalui dukungan dari The Global Fund to fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM) melalui Principal Recipient (PR) Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggelar pertemuan monitoring dan evaluasi nasional IO PPM yang digelar selama dua hari pada tanggal 3-4 Maret 2020.
Dalam pembukaannya dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa meski ada peningkatan notifikasi kasus, ke depan perlu kembali kita pikirkan strategi agar penemuan kasus TBC kian meningkat sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Praktik Baik dari Banyuwangi, Palembang, dan Pekanbaru
Praktik baik kini menjadi model pembangunan sosial yang dapat memberi dampak kuat dalam menularkan gagasan inovatif. Hari pertama pertemuan MONEV nasional yang diselenggarakan di Sentul City ini menghadirkan tiga narasumber dari daerah yang memaparkan praktik baik yang dilakukan daerahnya dalam upaya meningkatkan layanan TBC bagi masyarakat.
Kabupaten Banyuwangi, yang diwakili oleh dr. Ririek. Sp.P menceriterakan bagaimana RSUD Blambangan memanfaatkan penggunaan program inovasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yaitu Gancang Aron. Inovasi ini dikembangkan untuk proses pengantaran obat ke rumah pasien kurang mampu secara gratis. Gancang Aron, kependekan dari Gugus Antisipasi Cegah Antrean Panjang dengan Antar Obat ke Rumah Pasien. Dalam bahasa setempat, gancang aron berarti lekas sembuh. Dan sejak diluncurkan pada tahun 2017, pengiriman di RSUD Blambangan sendiri sudah mencapai 5,000 pengiriman obat. Tentunya ini juga mendukung bagi pasien TBC untuk melanjutkan pengobatan hingga tuntas.
Dari Kota Pekanbaru, Surya Delfiria, SKM, MKM (KASIE P2M Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru) mengatakan bahwa pelibatan peran aktif KOPI TB dan pemaksimalan DPPM berdampak pada penemuan kasus yang makin meningkat. Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah melakukan sosialisasi Wifi TB dan edukasi TBC pada Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Pekanbaru yang dilakukan pada minggu ke dua setiap bulannya dengan peserta dokter baru bergabung dengan IDI. Sementara dari Kota Palembang, Wasor TB Dinas Kesehatan Kota Palembang, M. Idrus, SKp., M.Kes dalam presentasinya menyebutkan dari 193 jumlah Dokter Praktik Mandiri/Klinik yang ada, 158-nya telah menggunakan aplikasi WIFI TB untuk pencatatan pelaporan kasus TBC. Hal ini juga tentunya didukung dengan adanya penandatanganan kesepakatan bersama dengan pihak DPM/Klinik, Rutan/Lapas, dengan Puskesmas.
Hadir juga dalam diskusi ini Prof. Ari Natalia Probandari, dr, MPH, PhD, Komite Ahli TB. Beliau mengatakan bahwa peningkatan notifikasi kasus kini telah didukung beberapa hal, diantaranya WIFI TB sebagai tools untuk melakukan pencatatan pelaporan, serta ada juga SITRUST sebagai transportasi spesimen. Hal ini menunjukkan sudah banyak inovasi dan tools penunjang yang dapat digunakan oleh DPPM.
“Perlu menjadi tantangan ke depan bagi pemanfaatan WIFI TB untuk dapat melihat kohort dari terduga serta penemuan kasus, dan kemudian dikaitkan dengan tools yang nantinya bisa memantau pengobatan pasien,” ujar Prof. Ari Probandari dalam proses diskusi.
Selain memaparkan praktik baik dari masing-masing daerah, pertemuan ini juga menjadi sarana diskusi dan berbagi pembelajaran bagi setiap daerah untuk mencapai tujuan bersama dalam eliminasi TBC 2030. Pertemuan ini dihadiri oleh Subdit TB Kemenkes RI, BPJS Kesehatan, Aisyiyah, Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan KOPI TB Provinsi, Kabupaten/Kota dan tim IO PPM.
Teks dan foto: Melya Findi
Editor: Yeremia PMR