AMPUH HIV: Apa Peran Penting Komunitas/LSM dalam Mendukung Pemeriksaan Viral Load HIV?

1 September 2020

Komunitas/LSM memiliki peran penting dalam penjangkauan populasi kunci serta pendampingan bagi ODHA. Upaya ini tentu memiliki kontribusi yang besar dalam penanggulangan isu HIV di Indonesia. Pada pelaksanaan bulan pemeriksaan Viral Load, Yayasan KNCV Indonesia Bersama Yayasan Kasih Suwitno dengan dukungan Subdit HIV AIDS Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan lokakarya pemeriksaan bulan Viral Load Batch 1 Tahap 2 bagi faskes dan sejumlah komunitas/LSM di 15 wilayah Kabupaten/Kota. Adapun 15 wilayah Kabupaten/Kota yang dilibatkan dalam lokakarya kali ini adalah Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta Timur, Kota bandar Lampung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kota Denpasar, Kota Kupang, Kota Manado, Kabupaten Sorong, dan Kota Sorong.

Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus 2020 ini dibuka oleh Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes, Kasubdit HIV dan PIMS, Kementerian Kesehatan RI. Dalam pembukaannya beliau mengatakan pentingnya pemeriksaan bulan Viral Load ini dan bagaimana keterlibatan komunitas/LSM sangat penting untuk mendukung tercapainya target Three Zeros. Komunitas/LSM dilibatkan dalam bulan kampanye pemeriksaan Viral Load dengan harapan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman ODHA dampingannya akan pentingnya pemeriksaan Viral Load.

Tono Permana dari Yayasan Kasih Suwitno dalam paparannya menyebutkan sejumlah isu yang dihadapi komunitas mengenai pemeriksaan Viral Load, diantaranya adalah banyak yang masih belum menyadari pentingnya pemeriksaan VL, selain itu juga meski sejumlah komunitas sudah teredukasi namun terdapat minim informasi terkait dengan lokasi pemeriksaan VL, kendala lain adalah biaya yang relatif mahal. Melihat isu yang ditemukan di sejumlah komunitas/LSM ini, proyek konsorsium AMPUH turut membantu dalam peningkatan kapasitas bagi komunitas/LSM terkait informasi dan media KIE.

“Ada empat peran penting yang dapat dilakukan oleh komunitas/LSM diantaranya memberikan informasi yang komprehensif mengenai pelaksanaan bulan VL, mempromosikan bulan VL dengan memaksimalkan media sosial komunitas atau perorangan, mendorong ODHA untuk mengakses tes VL, serta berkoordinasi dengan layanan pemeriksaan setempat untuk mengetahui hasil dan sisa kuota tes VL,” terang Tono dalam paparannya.

Terkait dengan upaya promosi, melalui proyek AMPUH Kemenkes telah menyediakan materi KIE yang dapat digunakan komunitas/LSM untuk edukasi kepada kelompok dampingannya melalui media sosial maupun tatap muka. Namun tidak menutup kemungkinan bagi komunitas/LSM yang ingin mengembangkan materi  edukasi sendiri sesuai dengan konteks di wilayahnya masing-masing.

Materi KIE tersebut dapat diakses di: http://bit.ly/KIE-AMPUH

Hingga saat ini jumlah pemeriksaan VL masih belum mencapai target, seperti di wilayah Lampung dari total 853 ODHA yang melakukan pengobatan ART per Desember 2019 baru 55 ODHA yang melakukan pemeriksaan VL. Sementara di Yogyakarta dari 2,367 ODHA yang melakukan pengobatan ART per 2019, baru 343 ODHA yang sudah melakukan pemeriksaan VL. Melihat angka ini tentunya perlu upaya signifikan untuk meningkatkan jumlah ODHA yang melakukan pemeriksaan VL, sehingga peran komunitas sangatlah penting untuk mendorong ODHA melakukan pemeriksaan VL. Proyek AMPUH HIV dalam pelaksanaannya akan memberikan dukungan, diantaranya pemeriksaan Viral Load secara gratis di wilayah-wilayah intervensi dan transportasi spesimen, sehingga ODHA tidak harus melakukan pemeriksaan pada layanan pemeriksa namun dapat mengunjungi faskes terdekat untuk melakukan pemeriksaan VL.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerja sama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan lokakarya ini. Bulan Viral Load HIV merupakan rangkaian kegiatan proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High-quality laboratories) yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten kota terpilih di 34 provinsi di Indonesia selama tahun 2020. Proyek AMPUH dilaksanakan melalui bantuan pendanaan dari The Global Fund.

Teks dan Foto: Melya Findi
Editor: Alva Juan

  • 21 August 2024

    Sobat TB, di artikel sebelumnya kita sudah membaca tentang apa itu TPT. Sekarang kita akan [...]

  • 21 August 2024

    Tidak semua orang yang terinfeksi TBC akan mengalami gejala penyakit TBC Semua orang bisa terkena [...]

  • 21 August 2024

    Menurut WHO Global TB Report 2023, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC resistan [...]

  • 20 August 2024

    Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang ditetapkan setiap tanggal 24 Maret, [...]