AMPUH HIV : Lokakarya Pelaksanaan Bulan Viral Load HIV Batch 1 Tahap 1 untuk Petugas Kesehatan di 5 Kabupaten/Kota

7 July 2020

Akselerasi pemeriksaan Viral Load HIV (VL HIV) melalui kegiatan Bulan Viral Load HIV tahun 2020 membuka akses bagi ODHA terhadap pemeriksaan VL HIV. Selain itu juga membantu tercapainya target tripel 90 yang ketiga, yaitu 90% ODHA dalam pengobatan tersupresi virusnya yang ditandai dengan viral load yang tidak terdeteksi. Untuk mencapai target ini, terdapat dua aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan Bulan Viral Load HIV, yaitu pencatatan data pasien ODHA dalam pengobatan ARV yang memenuhi syarat untuk diperiksa viral load-nya serta mekanisme transportasi spesimen yang dapat diandalkan untuk meningkatkan akses terhadap pemeriksaan viral load.  Melihat pentingnya kedua hal ini, maka diselenggarakan lokakarya bagi petugas kesehatan yang bertujuan mengoptimalisasikan pencatatan melalui aplikasi rekap kohort (ARK) serta pembekalan teknis penggunakan aplikasi SITRUST VL untuk mendukung mekanisme pengiriman spesimen ke layanan-layanan yang memiliki alat uji diagnosis viral load.

Lokakarya Batch I Tahap 1 yang berlangsung selama dua hari secara daring ini diperuntukan bagi 5 kota/kabupaten, yaitu Kota Medan, Kota Bandung, Kota Surabaya, Kota Jayapuran dan Kabupaten Mimika. Sebanyak 46 layanan perawatan, dukungan, dang pengobatan (PDP) terpilih dari 5 kota/kabupaten tersebut mengikuti lokakarya ini. Hingga saat ini, terdapat 14.639 ODHA di kelima wilayah tersebut yang sedang menjalani pengobatan ART. Pelaksanaan Bulan Viral Load ini diharapkan semakin mendukung peningkatan jumlah ODHA yang melakukan pemeriksaan viral load.

HARI Pertama

Lokakarya ini merupakan rangkaian dari kegiatan Bulan Viral Load yang sebelumnya telah diselenggarakan sosialisasi pada tanggal 18 Juni 2020 lalu. Acara ini dibuka oleh Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI, dr. Wiendra Woworuntu, M.Kes. Dalam pernyataannya, Beliau mengingatkan kembali pentingnya pencapaian target Three Zeros agar tetap menjadi prioritas meski di masa pandemi dalam upaya eliminasi HIV di Indonesia.

”Semoga semua ODHA yang sedang menjalani pengobatan ARV hasil dari pemeriksaan viral loadnya sudah tidak terdeteksi lagi virus HIV-nya atau paling tidak kurang dari 1000 kopi/ml, sehingga dapat meminimalisir penularan kepada orang lain. Tentunya kondisi ini dapat berkontribusi pada target capaian Three Zeros yang pertama, yaitu zero infeksi HIV baru,” ujar dr. Wiendra dalam pembukaannya.

Dengan kondisi ODHA yang memiliki viral load tersupresi, tentunya tujuan penanggulangan HIV akan dapat tercapai. Beliau juga kembali mengingatkan pentingnya sinergitas dalam memastikan akses pemeriksaan viral load bagi ODHA, baik dari pemerintah, pemerintah setempat, layanan kesehatan, serta tak kalah penting adalah peran kader dan pendidik sebaya yang mendampingi ODHA secara langsung.

Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes, Kasubdit HIV dan PIMS. Beliau menyebutkan distribusi alat viral load per Maret 2020 sudah didistribusikan di 69 Rumah Sakit, 12 Puskesmas, dan 4 BBLK/BLK/Labkesda. Mengingat banyak pertimbangan mulai dari target capaian, harga reagen, serta masa kadaluarsa yang pendek ia berharap kedepan perlu kerja cepat agar pemeriksaan viral load ini dapat dimaksimalkan semaksimal mungkin. Selanjutnya, dr. Lanny Luhukay, Kasie Subdit HIV AIDS memaparkan mengenai alur pemeriksaan viral load baik secara internal dan eksternal. Paparan ini bertujuan untuk membantu petugas layanan nantinya dalam membuat pencatatan proses pemeriksaan viral load.

Dr. dr. Francisca Srioetami Tanoerahardjo, SpPK, Konsultan Laboratorium Yayasan KNCV Indonesia membagikan materi mengenai bagaimana peran laboratorium dalam melakukan pemeriksaan viral load HIV, mulai dari persiapan bahan habis pakai, pengambilan spesimen, pengemasan hingga pengiriman spesimen.

HARI KEDUA

Pada hari kedua, peserta diajak untuk memahami pentingnya aplikasi kohort dan SITRUST VL dalam mendukung layanan pemeriksaan viral load. SITRUST sendiri merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia dalam membantu transportasi spesimen. Aplikasi ini sebelumnya juga digunakan dalam mendukung layanan tuberkulosis, sehingga diharapkan fungsinya juga dapat digunakan dalam mendukung layanan VL HIV. Sosialisasi pengenalan aplikasi SITRUST sendiri diberikan oleh Febrina Damanik dari Yayasan KNCV Indonesia.

Mengenai pencatatan dalam aplikasi kohort, Eva Muzdalifah, Monitoring dan Evaluasi Subdit HIV AIDS memaparkan pentingnya data pasien melalui sistem kohort. Data pada sistem kohort dapat memudahkan petugas dalam memantau efektifitas pengobatan ODHA. Kohort juga dapat membantu untuk menyajikan proporsi data mengenai data jumlah ODHA yang hidup dengan ART, ODHA yang meninggal dengan ART, ODHA yang rutin mengambil ART tiap bulannya, dan ODHA yang tidak hadir dengan ART. Data tentunya menjadi sangat penting, terutama bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan untuk mendukung percepatan target Three Zeros.

”Hingga 24 Juni 2020, jumlah layanan yang sudah menggunakan ARK Viral Load baru digunakan oleh 197 dari target 1.200 layanan PDP. Jumlah layanan yang menggunakan ARK masih sangat jauh dari jumlah layanan yang tersedia. Hal ini bisa dikarenakan adanya multipel jobdesk pada layanan kesehatan, mutasi petugas tanpa transfer ilmu, banyaknya jumlah pasien di layanan, serta data register pra ART dan ART yang belum valid,” terang Eva Muzdalifah dalam paparannya.

Di akhir sesi, peserta dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan Kabupaten/Kota. Peserta mempraktikkan langsung bagaimana teknis penggunaan aplikasi SITRUST melalui situs dan gawai. Teknis penggunaan ini meliputi mekanisme pembuatan order, pengiriman, hingga penerimaan dan update hasil. Kegiatan ini diikuti oleh 148 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, Puskesmas di 5 Kabupaten/Kota secara virtual dan interaktif.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerja sama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV dan Penyakit infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan lokakarya ini. Kegiatan ini merupakan rangkaian implementasi proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High quality laboratories) dalam kampanye bulan Viral Load yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten dan kota terpilih selama sisa tahun 2020. Proyek AMPUH dilaksanakan oleh konsorsium YKI dan YKS yang didukung oleh pendanaan The Global Fund.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Alva Juan

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]