EMPATI TB : Lokakarya Uji Coba Pendampingan Pasien TBC RO Dengan Aplikasi EMPATI Kota Bandung
30 July 2020
Dalam rangka ujicoba pengunaan aplikasi EMPATI tahap awal telah diselenggarakan lokakarya sosialiasi pengunaan EMPATI di 3 Kota berbasis RS MTPTRO, yaitu Bandung, Jakarta Timur, dan Tangerang Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan membangun komitmen dari stakeholder dalam implementasi aplikasi EMPATI. Setelah sebelumnya dilakukan di Jakarta Timur, dan Tangerang Selatan, kegiatan ini kembali dilakukan di Kota Bandung pada tanggal 29 Juli 2020. Jumlah peserta sebanyak 62 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, RSU Hassan Sadikin, Puskesmas Satelit, LKNU Bandung, Yayasan Terjang Bandung, serta sejumlah kader yang terlibat dalam implementasi proyek EMPATI TB.
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat menggunakan aplikasi EMPATI sesuai dengan peran masing-masing dalam melakukan pendampingan pasien TBC RO berbasis komunitas, baik sebagai pendamping sebaya, kader, maupun manajer kasus. Acara ini dibuka dengan paparan oleh Dinkes Provinsi Jawa Barat tentang bagaimana kebijakan pendampingan pasien TBC RO oleh komunitas. Dan dilanjutkan dengan paparan Dinas Kesehatan Kota Bandung mengenai analisa situasi TBC RO di Kota Bandung oleh Kabid P2, dr. Rosye.
Peserta dalam lokakarya ini juga mendapat gambaran mengenai situasi terkini penanggulangan TBC RO dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, Pedoman pendampingan pasien TBC oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang dilakukan secara virtual, serta mekanisme pendampingan pasien TBC RO menggunakan aplikasi EMPATI, serta diajak mempraktikan secara langsung melalui role play pendampingan pasien TBC RO. Aplikasi EMPATI akan menjadi media penyampai pesan pendampingan yang terkoneksi langsung antar pendamping baik yang berada di Fasilitas Layanan Kesehatan (fasyankes) Rujukan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) dan satelitnya, maupun pendampingan berbasis masyarakat/komunitas sehingga mempermudah akses pasien terhadap sumber-sumber informasi/motivasi yang mampu mendukungnya untuk tetap patuh berobat sampai sembuh.
Kegiatan ini berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan mewajibkan penggunaan masker, membagi ruangan menjadi 2 ruang terpisah dan menerapkan prinsip menjaga jarak antar peserta, mencegah kerumunan, snack dan makanan dibagikan langsung oleh pihak hotel dan dibawa pulang.
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengembangkan beberapa aplikasi untuk membantu program tuberkulosis di Indonesia. Pengembangan EMPATI dilakukan sejak tahun 2018 sebagai upaya memperkuat sistem pendampingan pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) oleh komunitas yang sesuai dengan Panduan Penemuan Kasus dan Pendampingan Pasien TBC RO yang disepakati Bersama Kementerian Kesehatan dengan organisasi berbasis komunitas dan organisasi pasien TBC. Setelah pengembangan aplikasi selesai, EMPATI siap untuk dilakukan uji coba pelaksanaan di lapangan secara bertahap.
Teks dan foto: Taufiq Priyo Utomo
Editor: Melya Findi dan Erman Varella