HARI ANAK NASIONAL: LINDUNGI ANAK DARI TUBERKULOSIS (TBC) MELALUI SEKOLAH PEDULI TBC

27 July 2021

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja termasuk menyerang anak-anak. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), penemuan kasus TBC anak di tahun 2019 adalah 63.113 atau 62% yang diperkirakan. Sekitar 101.160 kasus anak yang harusnya ditemukan dan diobati yang mana penemuan dan pengobatan TBC anak sebesar 62% masih juga belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75%.

Salah satu kelompok yang mempunyai risiko tinggi terjadinya penularan TBC adalah anak usia sekolah. Usia sekolah merupakan usia di mana anak menempuh pendidikan di satuan pendidikan dan sedang aktif memaksimalkan bakat potensi dirinya, serta mengenal lingkungan sekelilingnya. Hal ini mengakibatkan banyak interaksi dengan teman-temannya, dengan guru, dan pihak lain di sekolah.

Sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran penting dalam pencegahan penularan COVID-19. Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menyusun Pedoman Sekolah Peduli TBC yang saat ini telah disosialisasi ke seluruh lembaga pendidikan di 34 provinsi.

Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional tahun 2021, Kementerian Kesehatan melaksanakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai TBC anak dan pentingnya implementasi TPT (Terapi Pencegahan TBC). Salah satu dari rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional adalah Sosialisasi Pedoman Sekolah Peduli TBC. Kegiatan yang diselenggarakan secara daring ini dibuka oleh Dirjen P2P Kemenkes dan Dirjen Kemendikbud, yang dilanjutkan paparan mengenai TBC Anak dan pentingnya TPT oleh IDAI.

“Kegiatan ini penting bagi kesehatan generasi muda Indonesia (sebagai) harapan bangsa di masa depan, karena itu saya berharap seluruh satuan pendidikan dapat mengetahui ancaman TBC. Dengan demikian mereka yang kontak erat dengan pasien TBC dapat aktif mengikuti Terapi Pencegahan TBC agar dapat menurunkan beban Infeksi Laten TBC,” ujar Jumeri, S.TP., M.Si, Sekretaris Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek.

Pentingnya sekolah peduli TBC adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat dan khususnya kepada lingkungan pendidikan tentang pencegahan, penularan, pemeriksaan, dan pengobatan TBC. Selain itu untuk memperkuat peran satuan pendidikan dalam pembentukan karakter dan perubahan perilaku menuju hidup bersih dan sehat.

Sosialisasi dan advokasi yang dilakukan tersebut dapat dilakukan secara kolaboratif dengan tim pembina UKS yang ada di sekolah masing-masing. Perlu diketahui bahwa pada program UKS ada 3 komponen utama yang menjadi pilar pembinaan UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat dan Pelayanan Kesehatan. Petugas kesehatan yang melakukan pembinaan UKS di setiap sekolah termasuk sosialisasi tentang penyakit TBC dapat melalui 3 pilar ini. Dengan demikian sosialisasi dapat lebih terstruktur dan masif, sehingga target utama yaitu peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga satuan pendidikan mengenai penyakit dan tatalaksana  TBC Anak dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Teks: Amadeus Rembrandt
Editor: Melya, Wera Damianus

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]