HTBS 2021: Peluncuran Aplikasi Sobat TB dan EMPATI CLIENT sebagai Solusi dan Upaya Eliminasi TBC di Tengah Pandemi

25 March 2021

Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir satu tahun sejak pertama kali ditemukan kasus pada bulan Maret 2020 lalu. Hingga kini, pemerintah Indonesia bersama negara lain di seluruh dunia masih terus fokus dalam upaya penanggulangan pandemi. Paralel dengan ini, penting untuk memastikan kesinambungan layanan dan sistem kesehatan yang adaptif untuk mengatasi permasalahan kesehatan lain yang tidak kalah penting, seperti tuberkulosis (TBC).

TBC masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan utama di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Penerapan pembatasan mobilitas berdampak pada menurunnya aktivitas investigasi kontak dan penemuan kasus TBC, termasuk pelaksanaan investigasi kontak dan pemantauan  pengobatan pasien TB, terutama pasien TB Resistan Obat. Kondisi ini kemudian menjadi tantangan dalam mendukung upaya  penanggulangan TBC di tengah masyarakat agar dapat tetap berjalan dalam situasi pandemi.

Kondisi ini mendorong perlunya pemanfaatan teknologi digital dan telemedicine dalam mendukung layanan kesehatan bagi masyarakat di situasi pandemi karena mampu meminimalisir kontak fisik dalam memberikan layanan dan menjangkau setiap wilayah.

Mendukung hal ini, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) mengembangkan dua buah produk digital dalam mendukung layanan TBC, media edukasi, dan membangun jejaring dalam upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia, yaitu SOBAT TB dan EMPATI Client. Keduanya dikembangkan dalam rangka berkontribusi terhadap capaian program penanggulangan TB. SOBAT TB diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan penemuan kasus TB melalui peningkatan akses terhadap informasi TBC yang akurat dan penilaian mandiri untuk skrining TBC. Sedangkan EMPATI Client diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kepatuhan pasien TB RO melalui pemantauan minum obat dan pemantauan terjadinya efek samping pasien TBC RO secara virtual.

“SOBAT TB menjadi solusi digital di tengah pandemi untuk dapat membantu komunitas TBC di tiap daerah tetap dapat memberikan edukasi bagi masyarakat. Serta membantu faskes dalam penemuan kasus TBC melalui fitur skrining mandiri. Harapannya semoga SOBAT TB dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh masyarakat Indonesia, sehingga target kita untuk eliminasi TBC pada 2030 dapat terwujud,” ujar dr. Imran Pambudi, MPHM, Koordinator Tuberkulosis Kemenkes RI.                                                                       

Sementara EMPATI, e-TB Mobile untuk pendampingan Pasien TBC dikembangkan untuk membantu pendampingan dan memastikan pasien khususnya TBC Resistan Obat (TBC RO) menyelesaikan pengobatan. EMPATI Client dikembangkan dengan menambahkan fungsi pemantauan pengobatan mandiri, melalui fitur Video Observed Treatment (VOT). Melalui EMPATI Client, pasien TBC RO dapat merekam video saat minum obat yang tersimpan secara otomatis dan dapat dilihat oleh pendamping.

“Pemanfaatan teknologi digital yang dilakukan oleh YKI merupakan salah satu cara organisasi non-Pemerintah dapat berkontribusi secara inovatif untuk program kesehatan di Indonesia terlebih di tengah situasi pandemi COVID-19. Pengembangan kedua aplikasi ini merupakan wujud konkret yang dapat dilakukan dalam mencapai target Eliminasi Tuberkulosis (TBC) di tahun 2030,” ujar dr. Jhon Sugiharto, Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia.

Mengingat potensi strategis kedua aplikasi untuk mendukung program penanggulangan TBC di Indonesia, YKI bersama Sub Direktorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan peluncuran aplikasi SOBAT TB dan Empati Client bagi mitra dan masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) 2021 yang bertemakan ‘’Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis”. Tema ini menjadi wujud tekad bersama dalam memerangi TBC yang masih ada, terlebih di situasi pandemi COVID-19 saat ini. Kegiatan yang terselenggara secara daring dan luring ini turut menghadirkan sejumlah praktisi seperti dr. Tirta (Duta TBC Indonesia), dr. Gregorius Bimantoro (Founder prosehat.com), dr. Pompini Agustina S, Sp.P (Dokter Spesialis Paru), dan Nina Ainun (Pendamping Pasien TBC) melalui talkshow bertajuk “Teknologi Digital dan TBC : Kolaborasi Inovatif dalam penanggulangan TBC di Masa Pandemi”.

Selengkapnya dapat disimak pada tayangan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=sPF7cxZvGAk

Teks: Melya
Editor: Yeremia PMR

  • 21 August 2024

      Sobat TB, di artikel sebelumnya kita sudah membaca tentang apa itu TPT. Sekarang kita [...]

  • 21 August 2024

    Tidak semua orang yang terinfeksi TBC akan mengalami gejala penyakit TBC Semua orang bisa terkena [...]

  • 21 August 2024

    Menurut WHO Global TB Report 2023, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC resistan [...]

  • 20 August 2024

    Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang ditetapkan setiap tanggal 24 Maret, [...]