INFOCOVID: PEMERIKSAAN SUHU TUBUH DI DAHI ATAU PERGELANGAN TANGAN?

18 August 2020

Perusahaan, instansi, sarana transportasi, serta sejumlah ruang publik kini memberlakukan kebijakan pemeriksaan suhu tubuh seiring wabah virus corona. Thermo gun atau termometer tembak banyak digunakan untuk melakukan pengukuran suhu tubuh sebagai skrining awal gejala COVID-19. Hal ini dikarenakan 43,8% pasien menunjukkan demam gejala umum pasien COVID-19. Sehingga pemeriksaan suhu pada populasi berisiko tinggi penting untuk identifikasi awal infeksi COVID-19.

Dalam studi yang berjudul “Validity of Wrist and Forehead Temperature in Temperature Screening in the General Population During the Outbreak of 2019 Novel Coronavirus: a prospective real-world study” disebutkan ada dua termometer yang kerap digunakan untuk pemeriksaan suhu secara massal, yaitu termometer timpani inframerah (IRTT) dan termometer inframerah non-kontak (NCIT) atau yang dikenal dengan termometer tembak.  Kedua alat skrining ini cepat untuk melakukan skrining massal. Meski demikian perlu diketahui efektivitas dan mana yang lebih baik dari keduanya. Penggunaan IRTT dirasa kurang efisien karena dapat meningkatkan beban keuangan mengingat dalam penggunaannya memerlukan penggunaan plastik sekali pakai sebagai penutup. Selain itu, termometer dengan kontak tidak langsung dengan individu yang terinfeksi juga dapat meningkatkan risiko infeksi silang. Di sisi lain, NCIT memenuhi persyaratan klinis untuk skrining massal dalam hal efisiensi deteksi dan waktu, keamanan, dan biaya.

Secara umum, penggunaan termometer akan diarahkan di dahi. Meski demikian suhu dahi kerap dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dan lingkungan. Oleh sebab itu, pengukuran harus dilakukan dalam lingkungan dengan suhu yang relative stabil. Dalam artikel ini disebutkan bahwa studi sebelumnya menyarankan untuk menyesuaikan diri dengan suhu dalam ruangan setidaknya 10 menit bagi mereka yang terpapar dingin sebelum melakukan pengukuran suhu tubuh. Tentu hal ini kurang efektif untuk diterapkan dalam kondisi skrining massal di musim dingin selama pandemi COVID-19. Selain itu juga dalam sejumlah pemberitaan muncul isu pengukuran suhu tubuh di dahi dapat merusak otak. Sehingga sejumlah instansi mengubah kebijakan dengan melakukan pengecekan suhu tubuh di pergelangan tangan. Apakah hal ini direkomendasikan?

Studi ini ingin membuktikan apakah pengukuran suhu tubuh dengan termometer NCIT dapat dilakukan di pergelangan tangan bagian dalam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengukuran suhu tubuh pada pergelangan tangan lebih stabil daripada dahi dengan menggunakan NCIT pada sejumlah kondisi suhu ruangan. Kedua, pengukuran suhu pada pergelangan tangan memiliki kemampuan yang sangat besar untuk menskrining pasien demam pada pasien dalam ruangan dengan nilai batas untuk suhu adalah 36,2 °C. Meski demikian dari studi ini diketahui bahwa sulit untuk mengukur kondisi fisiologis dan lingkungan, selain itu juga aspek termometer yang digunakan dlaam penelitian ini hanya satu merek saja sehingga belum dapat dipastikan apakah dapat digeneralisasikan untuk semua merek termometer di pasaran. Oleh sebab itu, perlu studi lebih lanjut untuk melihat validitas dan akurasi pengukuran suhu pada pergelangan tangan.

 

Sumber:
Validity of Wrist and Forehead Temperature in Temperature Screening in the General Population During the Outbreak of 2019 Novel Coronavirus: a prospective real-world study accessed 11 Agustus 2020

 

Editor: Melya Findi, Yeremia PMR
Gambar: Amadeus Rembrandt

  • 7 December 2022

    Ketika didiagnosis positif tuberkulosis (TBC), beberapa orang mungkin merasa seperti bak petir saat siang [...]

  • 2 December 2022

    Limfa atau kelenjar getah bening (KGB) merupakan jaringan dari sistem limfatik yang berfungsi dalam [...]

  • 30 November 2022

    World Health Organization (WHO) telah merilis laporan tentang tuberkulosis (TBC) skala global tahun 2021 termasuk [...]

  • 9 November 2022

    Definisi dan Gambaran Umum TBC Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang dapat menular [...]