Kampanye TUBERKULOSIS Lewat Media Sosial

19 December 2019

WHO melalui Global Tuberculosis Report 2019 menyebutkan bahwa Indonesia menempati rangking 3 dunia sebagai negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) terbesar di dunia. Peringkat yang terbilang tinggi ini tentunya bukan tanpa alasan. TBC masih kerap memunculkan stigma di masyarakat. Pasien yang terdiagnosis TBC akan cenderung menutup diri, enggan mengikuti pengobatan rutin sehingga memunculkan persoalan baru dalam meningkatkan penularan. Dari hasil diskusi kelompok terpadu (FGD) yang dilakukan oleh Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dengan peserta dari Organisasi Pasien/mantan pasien dan petugas kesehatan diketahui bahwa persoalan ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait TBC. Masyarakat masih kesulitan untuk memperoleh akses informasi TBC yang tepat.

YKI melalui dukungan dari proyek Stichting voor Mondiale Tuberculosebestrijding (SMT) mengadakan kegiatan lokakarya pengembangan media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berbasis digital bagi anggota Organisasi Pasien Pejuang Tangguh (PETA) TB RO. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota PETA dalam mengembangkan media KIE sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk berbagi informasi seputar TBC.

Kegiatan yang terselenggara pada tanggal 17-18 Desember 2019 ini dihadiri oleh 21 peserta anggota PETA. Peserta selama dua hari memperoleh paparan mengenai dasar-dasar komunikasi perubahan perilaku, penyusunan narasi kampanye di sosial media, dan belajar menggunakan aplikasi untuk menciptakan design visual untuk berkampanye TBC. Saat ini, siapapun dapat membuat design visual melalui kemudahan aplikasi berbasis smartphone yang tersedia secara gratis. Penggunaan aplikasi ini dapat membantu menciptakan design visual dalam mendukung penyampaian pesan sehingga lebih menarik.

Peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Mereka diajak untuk berlatih mengembangkan media KIE mulai dari proses awal penyusunan pesan hingga menghasilkan produk visual yang atraktif.

“Saya merasa mendapat ilmu yang baru terutama tentang pentingnya menggunakan social media untuk berkampanye, ini seperti kita berjualan hanya saja informasi yang kita sampaikan soal TBC. Selain itu juga belajar menggunakan aplikasi baru yang sangat membantu untuk membuat poster kampanye yang menarik,” ujar Syarif Hidayat, salah satu peserta lokakarya.

Di sesi terakhir peserta juga mendapat sosialisasi mengenai SOBAT TB, sebuah aplikasi berbasis android yang ditujukan untuk masyarakat umum. Aplikasi yang dikembangkan oleh YKI ini berperan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat agar lebih menyadari dan memahami mengenai gejala TBC.

 

Teks: Melya Findi Astuti
Editor: Erman Varella
Foto: Amadeus Rembrandt

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]