Keterlibatan Jejaring Sektor Swasta dalam Peningkatan Layanan Tuberkulosis, Sebuah Pelajaran Baik dari Nigeria

16 April 2020

Persoalan tuberkulosis di Indonesia saat ini tidak terbatas pada penemuan kasus saja, namun juga keberlanjutan pengobatan dan stigma yang masih muncul di masyarakat. Masih banyak keraguan bahwa tuberkulosis dapat disembuhkan mengingat edukasi yang minim di masyarakat. Stigma dan pemahaman yang kurang dari masyarakat ini tentunya menjadi tantangan bagi eliminasi TBC 2030, karena orang cenderung untuk mengurungkan rencana memeriksakan diri serta melanjutkan pengobatan karena takut dikucilkan oleh lingkungannya.  Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan dari perkiraan 429.000 kasus baru pada tahun 2018, hanya seperempat yang dilaporkan melakukan pengobatan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Nigeria melakukan sebuah inisiatif bidang kesehatan melalui pendekatan layanan kesehatan swasta dan keterlibatan publik-swasta untuk meningkatkan layanan kesehatan. Layanan kesehatan swasta disini merupakan jaringan dokter, penyedia obat , apoteker, dan analis laboratorium yang bekerja sama untuk mendeteksi, menguji, merujuk, dan merawat pasien TBC.

Jumlah pasien TBC yang tidak melakukan pengobatan hingga tuntas masih banyak terjadi di Indonesia. Pada tahun 2018 ada 845.000 kasus terdeteksi, meski demikian hanya 85% yang melakukan pengobatan hingga tuntas. Stigma dan ketakutan yang meluas, membuat pasien cenderung menolak pengobatan atau tidak kembali untuk pengobatan saat dinyatakan positif.

Menjawab tantangan ini, Nigeria juga telah melakukan edukasi dan skrining untuk mengatasi hal ini. Edukasi informasi dilakukan melalui kampanye perubahan perilaku dengan menggerakan peran serta tokoh masyarakat dan komunitas melalui sarana media pembelajaran yang mudah dipahami oleh masyarakat, seperti poster yang disediakan di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan swasta. Tokoh masyarakat dan komunitas juga memiliki peran dalam membantu upaya skrining warganya yang terduga TBC. Pendekatan ini tentunya dinilai positif untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk berani memeriksakan diri dan melakukan pengobatan. Penekanan mengenai TBC dapat disembuhkan dan pasien dapat kembali sehat dengan pengobatan hingga tuntas menjadi kunci penting dalam edukasi tersebut.

Mengurangi stigma dan meningkatkan informasi edukasi bagi masyarakat merupakan dua komponen penting dalam upaya deteksi dan pengobatan pasien TBC Kedua komponen ini menjadi strategi awal untuk membangun kesadaran bagi masyarakat untuk kemudian mau memeriksakan diri serta menjalani pengobatan. Dukungan fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan bagi masyarakat juga penting dilakukan agar sejalan dengan strategi nasional eliminasi TBC.

 

Sumber:
https://www.shopsplusproject.org/article/providers-shed-light-barriers-affecting-tuberculosis-testing-and-treatment
https://shopsplusproject.org/article/private-facilities-rise-challenge-improving-tb-testing-and-case-detection

 

Editor: Melya Findi dan Aditya Bagus
Gambar: Amadeus Rembrandt

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]