MANDIRI-TB: APAKAH PETUGAS KESEHATAN MEMERLUKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI MOTIVASI UNTUK MENDAMPINGI PASIEN TBC RO?
31 May 2021
Setelah sebelumnya diselenggarakan lokakarya pendampingan pasien TBC Resistan Obat (TBC RO) dengan teknik komunikasi motivasi dan penggunaan EMPATI bagi kader di Kota Jakarta Utara, maka Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama Perdhaki melalui pendanaan dari USAID menyelenggarakan lokakarya kegiatan serupa juga bagi petugas kesehatan di Kota Jakarta Utara. Kegiatan yang diselenggarakan selama 3 hari terhitung dari tanggal 25,27,28 Mei 2021 ini dihadiri oleh 13 orang yang berasal dari fasilitas kesehatan pelaksana dan satelit layanan TBC RO yakni RSPI Sulianti Saroso, RSI Sukapura, RSUD Cilincing, PKL Rorotan, PKL Kalibaru, PKL Semper Barat 1, PKL Sukapura, PKC Kelapa gading, PKC Koja, PKC Pademangan, PKC Penjaringan, PKC Tanjung Priok dan PKL Sunter Jaya 1.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan paparan mengenai informasi dasar-dasar tentang TBC Sensitive Obat (TBC SO) dan TBC RO. Kemudian dilanjutkan dengan paparan mengenai mekanisme pendampingan dan proses pendampingan pasien TBC RO. Dan diakhiri dengan paparan keterampilan kunci komunikasi motivasi yang penting dilakukan dalam pendampingan pasien TBC RO.
“Dalam melakukan konseling perubahan perilaku dimulai dengan empat langkah, yaitu Melibatkan (engaging) yaitu; afirmasi positif untuk membangun kepercayaan yang kedua adalah Fokus dan Arahkan (focusing) yaitu; fokus pada pasien, fokus pada perubahan, dan fokus pada lingkungan. Yang ketiga adalah Membangkitkan (evoking), yang perlu dibangkitkan adalah motivasi. Keempat, Membuat perencanaan yang detail sehingga tidak ada perubahan yang terlalu dini” ujar Erman Varella, TO Komunitas, Yayasan KNCV Indonesia.
Pada hari kedua, dilanjutkan dengan presentasi mengenai pembicaraan mengenai perubahan oleh Erman Varella dan Triftianti, Technical Officer YKI dengan teknik identifikasi DARN (Desire, Ability, Reason, Needs) dan CAT (Commitment, Activation, Taking Steps) oleh para petugas kesehatan untuk mendampingi pasien TBC RO. Pelatihan ini juga melibatkan organisasi pasien PETA sebagai salah satu pemateri. Ully Ulwiyah, ketua organisasi pasien Yayasan Pejuang Tangguh (PETA) membagikan materi mengenai perangkap dalam komunikasi.
Peserta juga dibekali dengan pelatihan dan teknis penggunaan aplikasi EMPATI. Aplikasi yang dikembangkan oleh YKI ini merupakan pendukung dalam pendampingan pasien TBC RO agar menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
Peserta diajak untuk terlibat aktif dalam lokakarya ini. Bahkan sebagian peserta membagikan pengalaman dalam pendampingan di lapangan untuk menjadi pembelajaran bagi petugas layanan kesehatan lainnya.
“Di layanan saat ini ada banyak ragam karakter pasien TBC yang dilayani, ada yang langsung mengerti dan patuh berobat, ada pula yang tidak terima kemudian menolak berobat. Sehingga kita harus pintar mencari cara untuk pengertian dan pemahaman kepada pasien mengenai pengobatan TBC. Dengan adanya lokakarya ini banyak manfaat yang didapat terutama untuk menghadapi pasien dengan teknik komunikasi motivasi sehingga keinginan kita untuk mendapatkan perubahan perilaku yang efektif pada pasien dapat terjadi. Harapannya agar para pasien TBC yang masih berobat maupun mangkir dapat mengalami perubahan perilaku sehingga dapat menuntaskan pengobatan,” ujar dr. Sri Sukma Lestari dari PKC Pademangan membagikan pengalamannya.
Dalam lokakarya ini, peserta juga diminta untuk membuat naskah yang kemudian dipraktekkan melalui bermain peran (role play) dalam melakukan pendampingan pasien di lapangan. Dalam naskah ini mereka perlu menerapkan seluruh teknik komunikasi motivasi dalam melakukan pendampingan pada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku yang diharapkan.
Program Mandiri-TB melalui dukungan pendanaan dari USAID diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan akses pendanaan kegiatan dukungan pasien TBC RO baik yang bersumber dari pemerintah lokal maupun dari korporat melalui mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, program Mandiri-TB juga diharapkan berperan dalam memfasilitasi organisasi masyarakat lokal dan organisasi pasien sebagai mitra implementasi untuk memastikan pemberian dukungan psikososial yang berkualitas bagi pasien TBC RO.
Teks dan foto: Amadeus Rembrandt
Editor: Melya, Triftianti Lieke