MANDIRI-TB : EMPATI CLIENT Turut Mendukung Mekanisme Pendampingan Pasien TBC Resistan Obat di Tengah Pandemi
7 September 2021
Pandemi COVID-19 yang terjadi di awal tahun 2020, memberikan dampak pada penurunan penemuan kasus TB tahun 2020 menjadi 349.549 kasus (41%) yang mempengaruhi penemunan jumlah kasus TBC RO menjadi 8.060 kasus. Lebih lanjut, angka keberhasilan pengobatan TBC RO pada tahun 2020 juga masih di bawah target nasional, yaitu 47%. Salah satu hambatan yang dialami oleh pasien dalam perjalanan pengobatan TBC RO adalah keharusan untuk mendatangi fasilitas kesehatan setiap hari untuk menelan obat dengan pengawasan petugas. Faktor ekonomi, jarak ke fasyankes maupun waktu menjadi hambatan bagi pasien untuk bisa datang setiap hari.
Dalam rangka mendukung pemantauan menelan obat pada pasien TBC RO secara jarak jauh, telah mengembangkan aplikasi EMPATI Client. EMPATI Client terintegrasi dengan aplikasi EMPATI. EMPATI merupakan aplikasi untuk memantau proses pendampingan pasien TBC RO oleh komunitas sesuai dengan Petunjuk Teknis Penemuan Kasus dan Pendampingan Pasien TBC RO Berbasis Komunitas dan telah dilakukan uji coba di 21 kab/kota di 10 provinsi pada tahun 2020.
Yayasan KNCV Indonesia bersama PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) melalui program Mandiri-TB menyelenggarakan launching uji coba penggunaan EMPATI Client di wilayah program Mandiri-TB, yaitu Kota Medan, Kota Jakarta Utara, Kota Surabaya dan Kota Makassar. Kegiatan yang diselenggarakan secara daring ini bertujuan untuk melakukan diseminasi uji coba pengunaan Aplikasi EMPATI Client kepada pemangku kepentingan di 4 kota wilayah tersebut.
“Pengobatan TBC RO di Indonesia hingga saat ini masih kurang memuaskan dibandingkan dengan negara ini. Sehingga perlu diketahui apakah ini terkait pengobatannya atau mekanisme pemantauannya, semoga dengan adanya aplikasi EMPATI Client ini mudah-mudahan dapat menjadi pembelajaran yang baik dalam meningkatkan pengobatan TBC RO dan bisa menjadi percontohan nantinya di wilayah lain,” ujar dr. Endang Lukitosari, MPH, IVa, Subkoordinator Tuberkulosis Resistan Obat saat membuka kegiatan ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh 99 peserta yang berasal dari Subdit TB Kementerian Kesehatan, PR TB STPI-Penabulu, POP TB Indonesia, PPTI, PELKESI, Spiritia, USAID, WHO, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota di 4 wilayah program Mandiri-TB, RSUD di 4 wilayah program Mandiri-TB, serta organisasi pendamping pasien di 4 wilayah program Mandiri-TB.
Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh dr Endangng Lukitorsari serta sambutan dari dr Alva juan dari yayasan KNCV Indonesia, selanjutnya paparan mengenai ujicoba penggunaan EMPATI Client yang disampaikan oleh Erman Varella, Technical Officer Yayasan KNCV Indonesia. Dalam paparannya beliau menyampaikan perihal pentingnya penggunaan aplikasi digital health dalam penanganan kasus TBC RO di Indonesia. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh dr. Endang di awal tentang pentingnya mekanisme pemantauan agar kasus loss to follow up TBC RO semakin menurun.
Dalam paparannya Erman menjelaskan teknis alur ujicoba penggunaan aplikasi EMPATI Client mulai dari mulai pengobatan, penilaian awal oleh manajer kasus, penentuan kriteria penggunaan EMPATI CLient oleh petugas kesehatan, hingga penggunaan aplikasi tersebut. Paparan dilanjutkan oleh Taufiq Priyo Utomo, Technical Officer Digital Health, Yayasan KNCV Indonesia mengenai aplikasi EMPATI Client sebagai alat pemantauan kepatuhan pengobatan pasien TBC RO dengan metode VOT serta bagaimana teknis penggunaanya.
Dalam kegiatan ini, peserta dibagi menjadi empat grup untuk lebih lanjut mendiskusikan rencana tindak lanjut dalam rencana pelatihan penggunaan aplikasi di masing-masing Kota. Harapannya aplikasi EMPATI Client dapat membantu dalam mekanisme pemantauan agar kasus loss to follow up TBC RO semakin menurun. Sehingga pasien dapat berobat hingga tuntas dan mencegah risiko penularan.
Teks: Melya
Editor: Erman Varella
Gambar: Amadeus Rembrandt