MANDIRI-TB: PENGENALAN PROYEK MANDIRI-TB BAGI PEMERINTAH DAN KOMUNITAS DI KOTA MAKASSAR
16 February 2021
Mandiri-TB yang telah dilakukan Kick Off awal Januari lalu telah mulai proses implementasi di wilayah intervensi, salah satunya adalah Kota Makassar. Tim Mandiri-TB menggelar kegiatan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah dan koordinasi dengan mitra CSO dan SSR Komunitas setempat. Kegiatan ini dilakukan selama dua hari dari tanggal 1-2 Februari 2021. Sosialisasi ini diawali dengan sambutan dari Bapak Plt. Kadinkes Kota Makassar, Ir. Agus Djaya. Agus menyambut baik kegiatan ini dan senang bisa bertemu dengan perwakilan komunitas TBC yang hadir, yaitu Yamali TB Sulsel dan Kareba Baji. Ia berharap ada sinergi yang baik dengan komunitas dan siap menerima masukan dari sisi komunitas untuk perbaikan layanan TBC di Kota Makassar.
Sosialisasi Mandiri-TB dilanjutkan dengan diskusi dan perbincangan lebih mendalam. Dalam diskusi ini muncul beberapa kesepakatan dimana salah satunya adalah kesiapan Bappeda untuk mendukung terbentuknya Forum Multi Sektor di Kota Makassar. Salah satu yang masih perlu diperdalam lagi adalah bahwa dalam RPJMD saat ini belum menyebutkan secara spesifik mengenai penyakit TBC, yang disebutkan adalah penyakit menular.
Rangkaian kegiatan ini dihadiri oleh Plt. Kebid P2 Dinkes Kota Makassar, Pengelola Program TB, Bappeda Kota Makassar, serta pihak-pihak dari masing-masing komunitas yang hadir dari Kareba Baji dan Yamali TB Sulsel. Yamali TB sebagai SR GF merupakan organisasi yang dibentuk sekitar 2016 dan telah legal di tahun 2020, dibentuk oleh orang-orang dari TB Care Aisyiyah. Organisasi ini telah memiliki sekretariat, dan mereka turut melakukan kegiatan-kegiatan advokasi termasuk analisa situasi pada tahun 2012-2015. Selain itu perwakilan komunitas yang hadir adalah Kareba Baji, organisasi pasien yang beranggotakan 18 orang penyintas TB Resistan Obat. Mereka aktif dalam melakukan kunjungan ke RS dan melakukan pendampingan.
Rangkaian kegiatan hari kedua diselenggarakan di JK Arenatorium Kota Makassar. Dalam kegiatan ini tim Mandiri-TB bersama pemerintah setempat dan komunitas melakukan konsolidasi jejaring pendampingan pasien TBC RO dan pemetaan kader, serta mekanisme rekrutmen.
”Selama ini fokus dalam penemuan kasus TBC SO serta investigasi kontak terutama IK TB SO, hanya ada di 8 kecamatan, terutama 3 kecamatan besar, yaitu Makassar, Rappocini dan Panakukkang. Jumlah kader ada 200 orang, dan hanya 40% yang aktif,” ujar Kader TB dari TB Care Aisyiyah berbagi pengalaman.
Kegiatan ini meghasilkan sejumlah kesepakatan penting yang perlu ditindaklanjuti kedepannya, diantaranya adalah adanya kesepakatan tentang IK baik pada TBC SO dan TBC RO bersama Dinkes/Puskesmas agar ada pembagian peran yang jelas antara kader komunitas dan petugas kesehatan. Di sisi lain cukup banyaknya jumlah PKM di kota Makassar, yaitu 47 tentunya akan sulit untuk dikumpulkan dalam 1 kali pertemuan maka perlu dipertimbangkan ada pertemuan tim kecil saja untuk membahas kesepakatan SOP pendampingan yang akan dilakukan, setelah ada kesepakatan lalu dilakukan pertemuan yang melibatkan seluruh PKM di tempat yang memadai untuk mensosialisasikan SOP yang telah disepakati bersama.
Program Mandiri TB diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan akses pendanaan kegiatan dukungan pasien TBC RO baik yang bersumber dari pemerintah lokal maupun dari korporat melalui mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, program Mandiri TB juga diharapkan berperan dalam meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat lokal dan organisasi pasien sebagai mitra implementasi untuk memastikan pemberian dukungan psikososial yang berkualitas bagi pasien TBC RO.
Teks dan Foto: Fenni
Editor: Melya Findi, Angelin Yuvensia