MANDIRI TB: PENTINGNYA MEMAHAMI CARA BERKOMUNIKASI YANG TEPAT DALAM PENDAMPINGAN PASIEN TBC RESISTAN OBAT

21 June 2021

Pelatihan teknik komunikasi motivasi bagi petugas pendamping pasien TBC Resistan Obat (TBC RO) sebelumnya sudah dilakukan di 3 wilayah implementasi proyek Mandiri-TB, yaitu Jakarta, Medan dan Makassar. Kegiatan ini juga turut dilakukan di Kota Surabaya untuk membantu petugas kesehatan di Kota Surabaya dalam mendukung kegiatan pendampingan bagi pasien. Pasien TBC RO membutuhkan pendampingan mengingat lamanya masa pengobatan dan efek samping yang dirasakan, sehingga tidak jarang banyaknya pasien TBC RO yang mangkir pengobatan.

Di Kota Surabaya sendiri temuan kasus TBC selama triwulan 2 (Januari – Mei 2021) mengalami penurunan, yaitu sebesar 69 kasus dari target selama satu tahun adalah 228. Capaian ini tentunya masih jauh dari target, sejumlah tantangan yang dihadapi adalah adanya ketakutan pasien TBC untuk datang ke Fasyankes sehingga banyak kasus yang tidak ditemukan.

Susanto Adi Wibowo, SKP Ners, dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam paparannya memaparkan mengenai persoalan meningkatnya risiko penularan TBC di masyarakat karena pengobatan yang tertunda, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kurang optimal selama masa pandemic membuat persoalan TBC menjadi terkendala. Paparan ini menjadi pengantar dari pelatihan selama tiga hari kedepan mengenai Analisa situasi TBC di Kota Surabaya. Acara dilanjutkan dengan paparan mengenai informasi dasar TBC dan TBC RO, pengenalan proyek Mandiri-TB, hingga ke pokok inti lokakarya, yaitu teori komunikasi efektif dan komunikasi motivasi.

“Dalam pelatihan ini peserta tidak hanya dibekali dengan materi namun juga diajak untuk mempraktikkan langsung cara berkomunikasi yang efektif dan memotivasi saat melakukan pendampingan,” ujar dr. Suhartini, Technical Officer Yayasan KNCV Indonesia.

Di hari kedua, peserta mendapat materi pelatihan mengenai alur dan mekanisme pendampingan. Erman Varella, Technical Officer Yayasan KNCV Indonesia dalam paparannya juga memberikan sejumlah contoh-contoh bentuk pertanyaan terbuka yang dapat memberi gambaran bagi petugas layanan dalam proses pendampingan dengan menerapkan pendekatan DARN CAT, yaitu desire (keinginan), Ability (kemampuan), reasons (alasan), need (kebutuhan), commitment (komitmen), activation (aktivasi), dan taking steps (mengambil langkah).

“Bapak ibu bisa menerapkan pendekatan DARN-CAT saat bertanya kepada pasien, seperti apabila anda sudah sembuh dari sakit TBC apa yang akan anda lakukan. Pertanyaan ini merupakan bentuk dari pertanyaan yang menyatakan apa keinginan pasien,” terang Erman dalam presentasinya.

Kegiatan yang dihadiri oleh 76 peserta ini diselenggarakan secara hybrid (daring dan luring). Hal ini menjadi pertimbangan terkait situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Dalam pelatihan ini, organisasi pasien REKAT Surabaya juga turut membagikan pengalaman dalam proses pendampingan yang selama ini dilakukan. Purwa Komaeny, Ketua REKAT membagikan materi mengenai perangkap-perangkap komunikasi  yang seringkali muncul dalam proses pendampingan.

”Kita tidak perlu banyak memberikan informasi atau saran kepada pasien, diharapkan informasi awal dan keinginan datang dari pasien, sehingga mereka tidak merasa digurui,” ujar Purwa dalam paparannya.

Melalui pelatihan ini diharapkan, peserta kedepan dapat menerapkan teknik komunikasi motivasi saat berinteraksi dengan pasien. Sehingga pasien TBC RO yang tengah menjalani pengobatan termotivasi untuk menyelesaikan pengobatan. Di sisi lain, peserta yang merupakan petugas layanan juga dapat memanfaatkan aplikasi EMPATI yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia dalam mekanisme pencatatan dan pelaporan pendampingan pasien TBC RO.

Program Mandiri-TB melalui dukungan pendanaan dari USAID diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan akses pendanaan kegiatan dukungan pasien TBC RO baik yang bersumber dari pemerintah lokal maupun dari korporat melalui mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, program Mandiri-TB juga diharapkan berperan dalam memfasilitasi organisasi masyarakat lokal dan organisasi pasien sebagai mitra implementasi untuk memastikan pemberian dukungan psikososial yang berkualitas bagi pasien TBC RO.

 

Teks dan foto: Melya
Editor: dr. Suhartini
Gambar: Amadeus Rembrandt

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]

  • 2 December 2022

    Pada setiap tahunnya, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Dan tema pada tahun ini [...]