Pelatihan Studi Penggunaan Spesimen Tinja Untuk Diagnosa TBC

3 February 2020

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, didukung oleh KNCV Tuberculosis Foundation, dengan pendanaan dari World Health Organization, akan mengadakan studi Alternative to Sputum for Tuberculosis Testing in Indonesia and Ethiopia (ASTTIE). Studi ini merupakan penelitian multisenter yang dilaksanakan di beberapa fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia dan Ethiopia dalam kurun waktu 10 bulan, terhitung dari bulan Januari hingga Oktober 2020.

Studi ini meliputi dua komponen, yaitu deteksi kasus Tuberkulosis (TBC) pada anak menggunakan spesimen tinja dengan pemeriksaan TCM MTB/RIF. Kedua adalah deteksi kasus Tuberkulosis pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan menggunakan spesimen urin untuk pemeriksaan FujiLAM (mendeteksi adanya Lipoarabinomannan) dan uji penggunaan alat Visitect untuk menghitung jumlah CD4 secara semi kuantitatif. CD4 adalah tes darah untuk menentukan seberapa baik sistem kekebalan tubuh bekerja pada orang yang telah didiagnosis dengan human immunodeficiency virus (HIV).

Dalam rangka mempersiapkan dan mengawali dimulainya implementasi studi ASTTIE, maka Pelatihan Implementasi Studi ASTTIE ini dilakukan sebagai upaya sosialisasi kepada seluruh pihak yang terlibat, yaitu Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, fasyankes. Pelatihan implementasi studi ASTTIE ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada 28-30 Januari 2020, bertempat di IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit St. Carolus, DKI Jakarta. Kegiatan yang dibuka oleh sambutan dari dr. Budi Setiawan, selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ini turut dihadiri oleh dua staf dari KNCV Tuberculosis Foundation (The Hague) sebagai pemateri, yaitu Edine Tiemersma dan Petra de Haas. Peserta dari pelatihan ini meliputi perwakilan dari tiap fasyankes yang terlibat dalam penelitian (RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RS St. Carolus, RSUD Budhi Asih, RSUD Pademangan, dan RSUD Pasar Rebo) dengan total peserta mencapai 25 orang.

Hari pertama dan kedua pelatihan diisi dengan rangkaian materi dan simulasi pengumpulan data untuk implementasi studi. Sementara itu, pada hari ketiga, dilakukan praktikum pemrosesan spesimen tinja untuk pemeriksaan dengan TCM MTB/RIF di laboratorium RS St. Carolus, sehingga para analis laboratorium dapat langsung mempraktikan metode baru yang nantinya akan diimplementasikan dalam penelitian ini. Pelatihan ini diharapkan dapat memfasilitasi tim penelitian dalam mempersiapkan dimulainya studi ASTTIE, sebelum nantinya melakukan implementasi pengumpulan data di tiap fasyankes.

 

Teks: Denisa Widyaputri
Editor: Melya Findi
Foto: Amadeus Rembrandt

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]

  • 2 December 2022

    Pada setiap tahunnya, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Dan tema pada tahun ini [...]