Pemkab Garut Ajak DPM dan Klinik Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Tuberkulosis di Kabupaten Garut
28 November 2019
Tuberkulosis (TBC) terus menjadi salah satu dari masalah utama kesehatan di Indonesia. Berdasarkan laporan WHO (WHO Global TB Report 2019), Indonesia menempati urutan ketiga terbesar setelah India dan China. Dari laporan ini juga disebutkan bahwa di Indonesia terjadi peningkatan notifikasi kasus dari 331.703 di 2015 menjadi 563.879 di 2018 (meningkat 70%). Di Kabupaten Garut, hingga triwulan II tahun 2019, cakupan pengobatan (TC: treatment coverage) masih rendah, yaitu 19% dengan angka keberhasilan pengobatan yg masih rendah juga, yaitu 55%.
Tidak dilaporkannya sejumlah kasus TBC ke Program Tuberkulosis Nasional salah satunya dikarenakan pasien penderita TBC lebih memilih penanganan awal di Fasilitas Kesehatan (faskes) Swasta. Fasilitas ini beroperasi di luar sistem perawatan kesehatan pemerintah yang berada di luar sistem pengawasan nasional.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, salah satu strategi untuk meningkatkan cakupan pengobatan dan keterlibatan faskes swasta adalah melalui strategi DPPM (District – based Public Private Mix) atau yang lebih dikenal dengan Jejaring Layanan Tuberkulosis. Tujuan dari DPPM adalah melibatkan seluruh fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dalam pelayanan TBC sehingga seluruh kasus dapat dilayani sesuai standar, dicatat dan dilaporkan ke sistem informasi program TBC nasional.
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bersama dengan Yayasan KNCV Indonesia mengadakan Workshop Jejaring Layanan TBC di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) selama 3 hari pada tanggal 4-6 November 2019 di Hotel Fave, Jawa Barat. Workshop batch kedua ini dihadiri oleh perwakilan Puskesmas, Klinik, dan Dokter Praktek Mandiri (DPM). Dalam kegiatan ini, perwakilan Dinas Kesehatan memberikan paparan mengenai situasi dan tantangan program TBC di Kabupaten Garut saat ini.
Peserta juga mendapatkan materi tentang konsep PPM, penemuan kasus TBC, pengobatan TBC terbaru, mekanisme pelaporan dan pencatatan TBC, serta pentingnya jejaring DPPM (District Based Public Private Mixed).
Kegiatan ini bersumber dana dari The Global Fund to fight Aids Tuberculosis and Malaria (GF ATM) melalui Principal Recipient (PR) Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan oleh Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Teks dan foto: Dian Indah Palupi Nugrahari
Editor: Melya Findi, Yeremia PMR