Pemkab Karawang Ajak DPM dan Klinik Berikan Layanan TBC Sesuai Standar

17 December 2019

Kasus TBC di Kabupaten Karawang terbilang tinggi dengan estimasi kasus TBC sebesar 7.137 kasus. Meski demikian, tahun 2018, hanya ditemukan 3.543 kasus TBC dari total perkiraan kasus di Kabupaten Karawang. Kondisi ini kemudian dibuktikan dengan hasil penyisiran kasus TBC di 17 Rumah Sakit tahun 2018 dan ditemukan 6.656 kasus yang tidak terlaporkan ke sistem informasi program Tuberkulosis nasional. Hal ini bisa terjadi karena sejumlah kemungkinan, diantaranya adalah pasien penderita TBC lebih memilih penanganan awal di Fasilitas Kesehatan (faskes) Swasta yang beroperasi di luar sistem pelayanan kesehatan pemerintah.

Untuk mengatasi tantangan hal tersebut, perlu peningkatkan keterlibatan faskes swasta dan cakupan pengobatan melalui strategi DPPM (District – based Public Private Mix) atau yang lebih dikenal dengan Jejaring Layanan Tuberkulosis faskes pemerintah dan swasta. Tujuan dari DPPM adalah melibatkan seluruh fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dalam pelayanan TBC sehingga seluruh kasus dapat dilayani sesuai standar, dicatat dan dilaporkan ke sistem informasi program TBC nasional.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang bersama dengan Yayasan KNCV Indonesia mengadakan Workshop Jejaring Layanan TBC di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada bulan November 2019 bertempat di Hotel Mercure, Jawa Barat. Workshop yang diselenggarakan sebanyak lima batch ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan, PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), LKNU (Lembaga Kesatuan Nahdlatul Ulama), Puskesmas, Klinik, dan Dokter Praktek Mandiri (DPM).

Dalam workshop ini, peserta mendapatkan pelatihan terkait penggunaan aplikasi Wajib Notifikasi (WIFI TB) dan aplikasi SITRUST. WiFi TB merupakan aplikasi android untuk pencatatan dan pelaporan kasus tuberkulosis yang ditemukan dan diobati oleh Dokter Praktek Mandiri (DPM) atau Klinik Pratama. Sementara SITRUST (Sistem Informasi Treking Untuk tranSporTasi spesimen) adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan yang dikembangkan sebagai alat bantu dalam mendukung pelaksanaan pengiriman spesimen atau contoh uji TBC untuk pemeriksaan laboratorium. Kedua aplikasi ini bermanfaat untuk menunjang tenaga kesehatan dalam memberikan layanan TBC sesuai standar bagi masyarakat.

Kegiatan ini bersumber dana dari The Global Fund to fight Aids Tuberculosis and Malaria (GF ATM) melalui Principal Recipient (PR) Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan oleh Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Teks dan foto: Rerin Alfredo Sulaiman
Editor: Melya Findi dan Yeremia PMR

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]