Pengembangan Uji RT-PCR COVID-19 Pada Laboratorium Molekuler

16 May 2020

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit afasan akuttermasuk di antaranya ialah SARS-CoV2, virus jenis baru yang saat ini tengah menyebabkan pandemi Covid-19. Virus ini secara genetik memiliki kemiripan dengan coronavirus SARS. Meski wabah awalnya diduga menular dari hewan (kelelawar) ke manusia, namun pada akhirnya virus ini terbukti dapat menular dari manusia ke manusia. Tes molekuler untuk deteksi cepat virus ini sangat diperlukan untuk identifikasi awal apakah seseorang terinfeksi.

Indonesian Association for Clinical Chemistry (IACC) melalui dukungan dari Roche Diagnostics Indonesia menggelar webinar yang mendiskusikan tentang langkah-langkah pengembangan uji RT-PCR SARS-CoV2 melalui laboratorium molekuler. Webinar ini menghadirkan empat pembicara yaitu Dr. dr. Francisca Srioetami Tanoerahardjo, SpPK., MSi, Konsultan Yayasan KNCV Indonesia, Dr. dr. Anggraini Irianti, SpPK, Dosen Universitas Yarsi, dr. Dennis Jacobus, SpPK, Head of Diagnos Genomics, dan Ratna Agung Aman Taufani, M Biomed.

Pengembangan tes RT-PCR SARS-CoV2 di laboratorium molekuler ini meliputi sejumlah langkah yang perlu dipersiapkan secara teknis. Dr. dr. Francisca Srioetami Tanoerahardjo, SpPK., MSi dalam paparannya menjelaskan bagaimana pemilihan instrumen dan metode uji RT-PCR, desain laboratorium PCR dan instrumennya, serta persiapan yang perlu diperhatikan bagi tenaga laboratorium. Beliau menyatakan bahwa ada empat langkah dalam pemeriksaan RT-PCR dalam uji spesimen COVID-19, yaitu persiapan bahan pemeriksaan (spesimen), ekstraksi RNA, amplifikasi DNA dan deteksi dengan Probe, dan yang terakhir hasil amplifikasi RNA dapat dibaca pada mesin RT-PCR.

Topik lain yang menjadi bahan diskusi dalam webinar ini juga turut membahas mengenai tipe spesimen, waktu dan lokasi pengambilan sampel, serta bagaimana proses pengambilan sampel hingga mekanisme penyimpanan sampel. dr. Dennis Jacobus, SpPK dalam kesempatan ini memaparkan bagaimana menyediakan fasilitas laboratorim yang aman untuk uji sampel COVID-19, termasuk juga dengan instrumen dan keamanan bagi tenaga laboratorium. Hal ini tentunya penting mengingat ada sejumlah risiko yang muncul, baik bagi tenaga laboratorium, lingkungan, bahkan sampel itu sendiri. Tak ayal, penerapan disiplin penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular (biosafety) menjadi sebuah keharusan dalam operasional laboratorium. Ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai prinsip dari biosafety, yaitu prosedur, keamanan perlengkapan laboratorium, desain dan konstruksi laboratorium, serta level perlindungan bagi tenaga laboratorium.

Materi terakhir dipresentasikan oleh Ratna Agung Aman Taufani yang berbicara mengenai penggunaan RT-PCR untuk deteksi asam nukleat pada SARS-CoV-2 pada sampel swab nasofaring dan orofaring pada pasien dengan gejala COVID-19.

Partisipasi peserta dalam webinar ini sangat tinggi, hal ini terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Salah satu pertanyaan peserta yang cukup menarik perhatian adalah perihal analisis pooling sampel sebagai strategi untuk menghemat reagen dan kinerja mesin RT-PCR dalam mendeteksi SARS-CoV-2. Ketiga pembicara memberikan responnya masing-masing. Pooling sampel dilakukan sebagai metode untuk mendeteksi orang yang tanpa gejala pada suatu komunitas masyarakat yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19. Dapat disimpulkan bahwa metode ini hanya dapat dilakukan untuk daerah tertentu dengan prevalensi kasus yang rendah sehingga dapat mengisolasi yang belum terinfeksi dan melacak penyebarannya. Tentunya diskusi ini menjadi sangat penting dalam mendukung upaya percepatan temuan kasus dan peningkatan jumlah uji diagnosis COVID-19 untuk mengurangi potensi penularan yang semakin luas di masyarakat. Tes menjadi komponen penting untuk keberhasilan pencegahan penyebaran virus ini, sehingga kapasitas pengujian pun perlu dikembangkan agar deteksi dini dan penanganan dapat segera dilakukan.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Denisa Widyaputri, Dr. dr. Francisca Srioetami Tanoerahardjo, SpPK

  • 17 September 2024

    Sobat TB sekarang ada juga pengobatan untuk pencegahan TBC Kebal Obat atau TPT untuk [...]

  • 21 August 2024

      Sobat TB, di artikel sebelumnya kita sudah membaca tentang apa itu TPT. Sekarang kita [...]

  • 21 August 2024

    Tidak semua orang yang terinfeksi TBC akan mengalami gejala penyakit TBC Semua orang bisa terkena [...]

  • 21 August 2024

    Menurut WHO Global TB Report 2023, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC resistan [...]