Rumah Sakit, Klinik, dan YKI Tingkatkan Kualitas Layanan TBC di Kota Bandar Lampung
21 January 2020
Ventilasi dan pencahayaan yang cukup perlu tersedia di setiap Poli Paru, termasuk juga di laboratorium, ruang TB DOTS, dan ruang perawatan. Ventilasi penting untuk mencegah penyebaran TBC dengan mengurangi jumlah bakteri di udara yang berpotensi menularkan penyakit TBC. Yayasan KNCV Indonesia bersama dengan Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dan Klinik AZ-Zura melakukan supervisi lapangan untuk melihat pelaksanaan layanan TBC.
Sebelumnya telah diselenggarakan workshop jejaring Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut di Kabupaten/Kota Bandar Lampung bagi pihak rumah sakit, puskesmas, serta dokter praktek mandiri (DPM). Dalam workshop tersebut, peserta diberikan paparan mengenai pentingnya jejaring layanan TBC dalam upaya pelayanan TBC sesuai standar.
Dalam kunjungan ini, juga dilihat bagaimana proses pencatatan dan pelaporan kasus TBC melalui SITT (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu) dan rekam medis pasien TBC. Staf rumah sakit dan klinik masih bertanya-tanya terkait regulasi yang harus diterapkan dalam pemberian layanan TBC kepada masyarakat.
“Melalui kunjungan monitoring ini kami bisa belajar lagi untuk hal apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan layanan TBC agar sesuai dengan regulasi. Kami juga terbantu untuk dapat melihat kekurangan dalam pemberian layanan sehingga kedepan bisa lebih ditingkatkan,” ujar dr. Imelda, Ketua DOTS Rumah sakit DKT.
Kunjungan ini menjadi sarana untuk saling belajar dalam meningkatan layanan tuberkulosis bagi masyarakat. Kegiatan ini bersumber dana dari The Global Fund to fight Aids Tuberculosis and Malaria (GF ATM) melalui Principal Recipient (PR) Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan oleh Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Teks dan foto: Puren Setiyadi
Editor: Melya Findi dan Yeremia PMR