SENJATA BARU UNTUK ELIMINASI TBC: PELUNCURAN PERATURAN PRESIDEN NO. 67 TAHUN 2021 MEMBAWA HARAPAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TBC DI INDONESIA

23 August 2021

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan acara peluncuran Perpres No 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan tuberkulosis secara virtual. Acara ini dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dengan memberikan arahan dan dukungan bahwa TBC perlu menjadi PR bersama dan bagaimana segenap komponen pemerintah dan masyarakat ikut mengimplementasikan Perpres yang sudah ada. Serta penanganan TBC juga perlu bersinergi dengan penanganan COVID-19.

Sementara itu, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri RI Dr. Hari Nur Cahya Murni, M.Si mewakili Menteri Dalam Negeri mendukung penuh Perpres ini dengan menekankan peran pemerintah daerah dalam memerangi TBC. Sejumlah poin penting yang disampaikan meliputi perlunya penguatan komitmen dan kepemimpinan, peningkatan akses layanan, peningkatan peran serta multisektor, dan penguatan manajemen program.

“Dengan adaya Perpres ini, harapannya dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk mensukseskan penanggulangan TBC 2030,” ujar Dr. Hari Nur dalam paparannya.

Peluncuran juga turut dihadiri oleh Bappenas RI, Dr. (H.C) Ir. H. Suharso Monoarfa, Menko PMK RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia, Ir. Arifin Panigoro, Anggota DPR RI Komisi IX drg. Putih Sari yang juga merupakan anggota Global TB Caucus sebagai perwakilan lintas sektor dalam wujud nyata dukungan penanggulangan TBC di Indonesia.

“Hadiah Kemerdekaan Ke-76 RI tidak hanya perpres ini, tapi ada satu lagi Perpres No 72 Tahun 2021 tentang penanganan stunting. Dan kebetulan keduanya sangat strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal ini merupakan salah satu wujud komitmen bapak Presiden untuk lebih memperhatikan dan lebih fokus dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul” ujar Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP dalam sambutannya.

Peluncuran Perpres ditandai dengan seremonial foto bersama secara virtual dengan TOSS TBC oleh seluruh peserta yang kemudian dilanjutkan dengan webinar. Webinar ini menghadirkan tiga narasumber yang melalui keahlian masing-masing memberikan respon tentang bagaimana implementasi Perpres ini kedepan perlu dilakukan. Prof. Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur WHO SEARO mengungkapkan adanya lima poin penting diantaranya adalah tuberkulosis perlu menjadi kerja lintas program atau sektor, perlunya implementasi nyata di lapangan, kolaborasi dengan masalah kesehatan lain yang terkait seperti gizi, HIV, dan lainnya.

“Penanganan TBC juga harus berorientasi pada pasien dan keluarga agar stigma yang selama ini menghambat penanganan TBC dapat dihindari, serta perlunya menjadikan TBC menjadi target dunia melalui SDGs, dan target nasional hingga level daerah,” ujar Prof. Tjandra dalam paparannya.

Paparan dilanjutkan dengan Agus Suprapto dari Kemenko PMK, beliau mengatakan bahwa apabila kita hanya fokus pada pengobatan saja tanpa upaya pencegahan maka hasilnya tidak akan maksimal dan melelahkan. Sehingga upaya pencegahan menjadi sangat penting, seperti pengobatan pencegahan TBC, peningkatan literasi dan edukasi TBC bagi masyarakat.

“Diharapkan terbitnya Perpres 67/2021 mampu berdampak pada peningkatan usia harapan hidup, perbaikan kualitas kesehatan sehingga penderita TBC yang sembuh mampu lebih produktif, sekaligus mengurangi risiko wabah/pandemi akibat resistensi antimikroba,” ujar Agus Suprapto dalam paparannya.

Webinar diakhiri dengan sharing pengalaman dari Ani Herna Sari dari organisasi mantan pasien TBC yaitu POP TB Indonesia. Ia menceritakan pengalamannya sebagai pasien TBC ketika menjalani perawatan dan pengobatan sebagai pasien TBC Resistan Obat yang terkadang masih menemui perlakuan diskriminatif dan tidak sensitif terhadap gender. Ia berharap Perpres ini dalam implementasinya dapat menunjukkan keberpihakan pada isu gender, sehingga pengalaman tidak menyenangkan yang pernah ia alami ini tidak terulang kembali.

Peraturan Presiden ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah dalam mencapai cita-cita Indonesia bebas TBC di kemudian hari. Meski demikian perjalanan kedepan masih panjang, kerja nyata dan kerja bersama perlu diwujudkan untuk benar-benar merealisasikan Perpres yang menjadi hadiah di Hari Kemerdekaan RI ke-76.

Teks: Melya
Editor: Yeremia PMR
Gambar: Amadeus Rembrandt

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]