Sosialisasi Akselerasi Pemeriksaan Viral Load HIV Melalui Kampanye Bulan Viral Load

20 June 2020

Penanggulangan HIV AIDS merupakan salah satu bagian dari 17 target SDG. Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 21/2013 tentang HIV AIDS, pemerintah menetapkan target three zeros tahun 2030 untuk pengendalian epidemi HIV AIDS di Indonesia. Target ini meliputi, zero infeksi HIV baru, zero kematian karena AIDS pada ODHA, serta zero diskriminasi. Ketiga target ini akan dicapai melalui strategi fast track (jalur cepat), dengan memonitoring status pengobatan HIV pada ODHA yang dalam pengobatan antiretroviral (ARV), sehingga dapat mencapai supresi viral load. Upaya ini sesuai dengan slogan penanggulangan HIV AIDS, yaitu STOP (Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan). Viral load merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat efektivitas pengobatan ARV pada ODHA. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemeriksaan viral load HIV (VL HIV) sebagai metode untuk memonitor efektivitas pengobatan untuk memastikan tercapainya target 90 yang ketiga.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenkes, estimasi ODHA pada tahun 2020 adalah sebanyak 543.075 yang tersebar di seluruh Indonesia. Meski demikian, tidak semua ODHA rutin melakukan test VL HIV sesuai rekomendasi yang ada. Dari data laporan sistem informasi HIV AIDS (SIHA) per tanggal 5 Juni 2020, hanya 3.950 (1%) dari total 394.769 ODHA yang melakukan telah test VL HIV. Angka ini tentunya jauh dari total kasus yang ada. Padahal pemeriksaan viral load penting dilakukan, dimana selain untuk menilai efektivitas terapi ARV juga dapat menurunkan potensi transmisi ODHA, sehingga dapat meminimalisir resiko penularan.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV dan Penyakit infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan sosialisasi akselerasi pemeriksaan viral load HIV bagi Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan layanan laboratorium pemeriksa VL HIV di daerah. Kegiatan ini merupakan inisiasi awal dari rencana implementasi proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High quality laboratories) dalam kampanye Bulan Viral Load yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten kota terpilih selama sisa tahun 2020.

Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2020 ini dibuka oleh Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI, dr. Wiendra Woworuntu, M.Kes. Dalam pernyataannya, Beliau menggarisbawahi pentingnya kerja sama antar seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat pusat, daerah, serta komunitas terdampak untuk menanggulangi epidemi HIV. Meski ditengah situasi pandemi COVID-19, penanggulangan HIV juga harus menjadi prioritas sehingga penanganannya tidak boleh terhenti.

“Salah satu penyebab gagalnya terapi ARV pada ODHA dapat dicegah dengan pemeriksaan viral load. Semakin dini pemeriksaan VL HIV dilakukan maka kematian pada ODHA dapat kita cegah. Meski Bulan Viral Load 2020 ini akan terjadi pada masa pandemi, namun tetap harus dilakukan secara masif dan terstruktur dengan tetap menetapkan protokol kesehatan,” ujar Wiendra dalam sambutannya.

Pemerintah telah mendisitribusikan reagen pemeriksaan viral load ke 514 kabupaten/kota per Maret 2020. Meski demikian, situasi penanganan COVID-19 di sejumlah wilayah menjadi kendala mengingat penggunaan alat real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) yang digunakan untuk pemeriksaan viral load, juga digunakan untuk pemeriksaan COVID-19. Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes, Kasubdit HIV dan PIMS menjelaskan bahwa upaya peningkatan akses pemeriksaan viral load akan didukung dengan perluasan akses dengan penambahan alat konvesional maupun meningkatkan kolaborasi dengan alat tes cepat molekuler (TCM).

”Sehubungan dengan pelayanan untuk COVID-19, kami nantinya akan berkoordinasi dengan jejaring layanan untuk perlunya pengaturan penjadwalan penggunaan alat TCM, sehingga kedua layanan ini, baik COVID-19 dan HIV tetap dapat berjalan,”ujar Nurjannah dalam paparannya.

YKI dan YKS melalui proyek AMPUH bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan viral load HIV dan early infant diagnosis (EID) dengan melibatkan pemangku kepentingan serta memperkuat pelaksanaan transportasi spesimen di 34 provinsi dan kabupaten kota terpilih. dr. Jhon Sugiarto, MPH selaku Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia dan Project Director AMPUH dalam presentasinya menyebutkan bahwa dalam implementasinya, proyek AMPUH akan menggunakan aplikasi SITRUST untuk membantu transportasi specimen VL HIV dan EID, yang diadaptasi dari sistem transportasi spesimen untuk program tuberkulosis.

”Sejumlah hal yang menjadi fokus dalam proyek ini, diantaranya terkait pemanfaatan teknologi dan membangun jejaring rujukan spesimen, pengembangan media komunikasi-informasi- edukasi (KIE), serta pentingnya pelibatan komunitas yang bertujuan untuk menginformasikan layanan tes viral load agar semakin banyak ODHA yang dapat mengakses layanan ini,” terang dr. Jhon.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150 peserta dari pusat dan daerah ini berlangsung secara virtual dan interaktif. Peserta aktif bertanya dan turut membagikan pengalamannya dalam memberikan layanan di daerahnya sebagai pembelajaran bagi wilayah lainnya. Diharapkan akselerasi pemeriksaan VL HIV melalui kegiatan Bulan Viral Load ini semakin membuka akses bagi ODHA untuk mendapatkan akses pemeriksaan, serta membantu tercapainya target triple 90 yang ketiga, yakni 90% ODHA dalam pengobatan mengalami supresi viral load.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Alva Juan
Foto: Ares Jonekson Saragi

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]