TAHU TB: YANG PERLU KAMU KETAHUI TENTANG TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS (TPT) (BAGIAN 2)

16 August 2021

Terapi Pencegahan TBC

Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang menginfeksi paru-paru. Penularan TBC terjadi ketika penderita batuk sehingga percik renik (droplet) yang dikeluarkan yang mengandung kuman TBC terhirup oleh orang di sekitarnya. Meski demikian, tidak semua orang yang terinfeksi kuman TBC akan mengalami gejala sakit TBC. Suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terinfeksi namun tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberkulosis (Mtb) dari tubuh secara sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit TBC, kondisi ini disebut dengan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB). Beberapa hasil studi menunjukkan, sekitar 5-10% orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TBC aktif, biasanya terjadi dalam 5 tahun sejak pertama kali terinfeksi. Risiko penyakit TBC pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), orang yang memiliki kontak serumah dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dan kelompok berisiko lainnya dapat dikurangi dengan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Orang dengan ILTB meski tidak ditemukan gejala TBC perlu memperoleh TPT.

Apa tujuan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT)?

  • Terapi Pencegahan TBC (TPT) Untuk mencegah terjadinya sakit TBC sehingga dapat menurunkan beban TBC.

Siapa saja yang perlu mendapatkan TPT?

  • Kuman TBC ada di tubuh seseorang yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC, sehingga orang yang tinggal serumah dengan pasien TBC yang terkonfirmasi secara bakteriologis perlu mendapatkan TPT.
  • Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif yaitu: pasien immunokompremais lainnya (pasien yang menjalani pengobatan kanker, pasien yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang, dll), serta kelompok Warga Binaan Penjara (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama, dll.

Apa saja paduan obat yang diberikan untuk TPT di Indonesia saat ini?

  • Ada dua pilihan utama untuk TPT yaitu: paduan 6H (Isoniazid) dan 3HP (Isoniazid/Rifapentine).
  • Paduan 6H adalah: paduan isoniazid (INH) yang diberikan selama 6 bulan dan dikonsumsi satu kali sehari.
  • Paduan 3HP adalah: paduan TPT jangka pendek. Merupakan paduan kombinasi 2 jenis obat, rifapentine (P) dan isoniazid (H) yang dikonsumsi satu kali seminggu selama 3 bulan.

Apakah TPT 3HP lebih unggul dari 6H?

  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 3HP memiliki efektivitas yang sama dengan isoniazid untuk mencegah berkembangnya TBC aktif.
  • 3HP memiliki tingkat toksisitas hati yang lebih rendah dibandingkan dengan rejimen isoniazid.
  • Ada bukti kuat menunjukkan bahwa orang yang menjalani TPT jangka pendek 3HP lebih mungkin menyelesaikan terapi daripada orang dengan paduan isoniazid.

Apa manfaat minum TPT 3HP dengan benar?

  • Mencegah infeksi TBC berkembang menjadi TBC aktif sebesar 90%
  • Terapi dengan jangka waktu yang lebih singkat
  • Lebih mudah dikonsumsi
  • Efek samping lebih sedikit

Bagaimana cara mengkonsumsi obat TPT 3HP?

  • Paduan 3HP diberikan selama 12 minggu, dengan dosis satu kali dalam seminggu.
  • Usahakan untuk mengkonsumsi obat 3HP secara konsisten yaitu pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam), saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan), di hari yang sama setiap minggunya.
  • Pada anak obat dapat dikonsumsi dengan cara dihancurkan dan dicampur dengan sedikit makanan, hal ini untuk mengatasi rasa pahit. Namun tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan buah atau makanan yang berbasis buah.

Apa yang harus diakukan jika melewatkan waktu minum obat TPT 3HP?

  • Usahakan untuk mengkonsumsi obat 3HP di hari yang sama setiap minggunya secara teratur, misalnya hari Senin. Apabila dosis yang terlewat adalah dua hari ke depan, maka orang tsb dapat segera melanjutkan minum obat dan untuk selanjutnya tetap kembali ke jadwal normal di hari Senin. Jika dosis yang terlewat lebih dari dua hari ke depan, maka minumlah obat berikutnya pada hari yang sama minggu depannya. Hal ini berarti pasien melewatkan satu minggu dan tetap perlu melanjutkan terapi dengan satu minggu tambahan.
  • Atau bisa juga dengan mulai dari jadwal baru mingguan pada hari pasien ingat untuk minum obat yang terlewat. Misalnya, jadwal 3HP adalah hari Minggu dan baru teringat pada hari Kamis, maka pasien sekarang memulai jadwal pada hari Kamis sampai selesai pengobatan. Jika pasien tidak yakin kapan harus minum obat, segera tanyakan kepada petugas kesehatan yang memberikan obat 3HP tsb.

Bagaimana tips saat mengkonsumsi obat TPT 3HP?

  • Buat pengingat agar tidak terlewat saat waktunya menkonsumsi obat TPT
  • Hindari konsumsi alkohol atau minum obat tradisional karena dapat meningkatkan risiko kerusakan hati saat konsumsi TPT. Pasien harus konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai TPT.
  • Kunjungi fasilitas kesehatan jika memiliki timbul gejala TBC yaitu : batuk atau demam, berkeringat di malam hari tanpa melakukan aktivitas, penurunan berat badan.

Siapa saja yang tidak dapat diberikan TPT 3HP?

  • Anak-anak usia kurang dari 2 tahun
  • Wanita hamil atau
  • Wanita yang berencana hamil selama terapi berlangsung

Apa saja efek samping dari TPT 3HP?

  • 3HP mungkin akan menyebabkan urin (kencing), air liur, air mata, atau keringat berwarna oranye-merah, namun ini sesuatu yang normal dan tidak berbahaya.
  • Isoniazid dapat menyebabkan rasa kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki. Biasanya dokter akan memberikan Vitamin B6 untuk pencegahan.
  • Seseorang harus waspada bila mengalami gejala-gejala berikut: kelemahan, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual terus menerus (gejala awal adanya kerusakan hati).
  • 3HP mungkin dapat mengganggu kinerja sejumlah obat, termasuk kontrasepsi. Sangat penting bagi dokter/perawat untuk mengetahui obat apa yang sedang digunakan.

Hal lain yang perlu kamu ketahui tentang TPT 3HP:

  • Obat ini dapat memengaruhi kinerja kontrasepsi berbasis hormon (termasuk pil KB, implan, dan suntik).
  • Selama terapi, jenis kontrasepsi barier (kondom atau diafragma) seharusnya digunakan untuk menghindari kehamilan.
  • Jika seseorang sedang hamil atau merasakan tanda kehamilan, segera informasikan kepada dokter atau perawat.

Meskipun TBC dapat disembuhkan, namun angka kematian karena TBC masih cukup tinggi. Upaya penerapan pengobatan ILTB pada kelompok rentan, tentunya menjadi langkah penting mencegah meningkatnya angka kejadian TBC, sehingga cita-cita eliminasi TBC di tahun 2030 dapat terwujud.

Sumber:
Petunjuk Teknis Penanganan ILTB 2020
https://www.impaact4tb.org/faqs/

Editor: Melya, Meilani Matondang
Gambar: Amadeus Rembrandt

  • 7 December 2022

    Ketika didiagnosis positif tuberkulosis (TBC), beberapa orang mungkin merasa seperti bak petir saat siang [...]

  • 2 December 2022

    Limfa atau kelenjar getah bening (KGB) merupakan jaringan dari sistem limfatik yang berfungsi dalam [...]

  • 30 November 2022

    World Health Organization (WHO) telah merilis laporan tentang tuberkulosis (TBC) skala global tahun 2021 termasuk [...]

  • 9 November 2022

    Definisi dan Gambaran Umum TBC Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang dapat menular [...]