Tuberkulosis (TBC) Saluran Urogenital
12 December 2022
Urogenital merupakan gabungan dari sistem kemih (urinaria) dan sistem reproduksi (genitalia). Keduanya dikelompokkan bersama karena kedekatannya satu sama lain, berasal dari embriologi yang sama dan menggunakan saluran yang sama sebagai alat pembuangan. Saluran urogenital adalah organ-organ yang dapat diserang oleh Mycobacterium tuberculosis sebagai tuberkulosis (TBC) ekstra paru.
Sistem kemih bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan sistem kemih bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem reproduksi eksterna pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum, sedangkan wanita berupa vagina, uterus dan ovarium.
Penyebab TBC saluran urogenital
Penyakit TBC berawal dari menghirup aerosol yang mengandung Mycobacterium tuberculosis (M. TB) atau konsumsi Mycobacterium bovis dalam produk susu. TBC pada ginjal dapat terjadi melalui aliran darah, kelenjar atau penyebaran setelah infeksi primer dari paru-paru atau usus. TBC kandung kemih dapat terjadi sebagai infeksi sekunder akibat dari TBC ginjal, di mana M. TB menyerang melalui urin, atau dapat juga menyebar melalui aliran darah atau kelenjar. TBC pada kandung kemih juga telah terbukti terjadi melalui penyebaran dari prostat atau testis. Sedangkan TBC prostat dapat terjadi melalui penyebaran aliran darah atau kelenjar dari TBC paru atau penyebaran lokal dari TBC epididimis. Pada TBC pada testis, epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis terjadi melalui penyebaran aliran darah atau penyebaran dari prostat melalui kelenjar. TBC pada saluran genital pada wanita dapat terjadi melalui penyebaran aliran darah atau kelenjar dari TBC paru.
Gejala TBC saluran urogenital
Gejala dapat berupa gangguan buang air kecil dan buang air besar (BAK & BAB) dan urgensi kronik yang tidak respons terhadap antibiotik. Pasien biasanya mengeluh BAB & BAK yang sedikit-sedikit dan sering, yang awalnya hanya terjadi di malam hari dan kemudian dirasakan juga pada siang hari.
Epididimimitis kronik (peradangan saluran di belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma) merupakan gejala TBC saluran urogenital yang paling sering ditemukan. Terutama pada saluran genital laki-laki. Biasanya ditemukan bersama dengan gangguan pada daerah skrotum.
Gejala lain yang terkadang ditemukan adalah nyeri punggung, nyeri pinggang, kencing berdarah, frekuensi BAB & BAK bertambah dan nokturia (buang air kecing berlebih pada malam hari; mirip seperti tanda gejala diabetes). Kolik ginjal (rasa yang begitu sakit pada daerah perut bagian ginjal) jarang ditemukan, hanya terjadi pada sekitar 10% dari total pasien.
Darah di air mani (sperma), peradangan pada kandung kemih serta pembengkakan testis yang menimbulkan rasa nyeri dapat juga ditemukan pada TBC saluran urogenital. Gejala biasanya hilang timbul dan sudah berlangsung beberapa saat sebelum pasien mencari pengobatan.
Gejala seperti demam, penurunan berat badan serta keringat malam juga jarang ditemukan.
Pemeriksaan dan Diagnosis TBC saluran urogenital
Diagnosis TBC saluran urogenital sulit karena gejalanya nonspesifik. Diagnosis mikrobiologi TBC saluran urogenital ditegakkan melalui isolasi M. TB dari urin atau biopsi jaringan. Deteksi bakteri tahan asam pada urin dengan mikroskopi (pewarnaan asam Ziehl-Nielsen) tidak dapat menjadi patokan karena dapat juga ditemukan M. smegmatis yang merupakan bakteri tahan asam juga. Aktivitas biologis bakteri tahan asam hanya dapat dilihat melalui penanaman mikobakteria.
Pemeriksaan foto polos saluran urogenital sangat penting karena dapat menunjukkan kalsifikasi di daerah ginjal dan saluran urogenital bawah. Pemeriksaan urografi pada awal penyakit dapat mendeteksi perubahan berupa kematian sel parenkim.
a. TBC ureter, b. TBC renal dan ureter
Pemeriksaan dengan hasil TBC kandung kemih
Diagnosis TBC saluran urogenital:
- Pemeriksaan mikroskopik (Basil Tahan Asam (BTA) urin)
- Biakan M. TB (urin pagi, pulasan, sekresi, ejakulat, spesimen jaringan)
- Pemeriksaan histopatologi (spesimen jaringan) dikombinasikan dengan BTA dan/atau TCM (Tes Cepat Molekuler).
Pengobatan TBC saluran urogenital
Paduan Obat Anti TBC (OAT) (2RHZE/4RH) 6 bulan efektif untuk TBC saluran urogenital tanpa komplikasi. Pertimbangan khusus dilakukan apabila terdapat gangguan fungsi ginjal. Pada kasus tertentu diindikasikan tindakan bedah.
Riwayat infeksi TBC sebelumnya baik TBC paru maupun ekstra paru adalah petunjuk penting pada banyak kasus. Periode laten (tanpa menunjukan gejala) antara infeksi TBC dan TBC saluran urogenital dapat mencapai 30 tahun.
Referensi
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis
- Asif Muneer, Bruce Macrae, Sriram Krishnamoorthy & Alimuddin Zumla. 2019. Urogenital tuberculosis — epidemiology, pathogenesis and clinical features. Nature Review Urology.