TB Recovery Plan Mandiri-TB: Penggunaan Aplikasi SOBAT TB Dalam Membantu Penemuan Kasus Tuberkulosis bagi Petugas Kesehatan dan Kader

24 November 2021

Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2021, pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 384.025 kasus atau sekitar 47% dari estimasi kasus. Capaian penemuan kasus ini menurun dari tahun sebelumnya akibat dampak dari pandemi COVID-19. Situasi ini menjadi hambatan besar untuk merealisasikan visi eliminasi TBC di tahun 2030. Sehingga perlu upaya mengejar ketertinggalan capaian target eliminasi TBC, salah satunya dengan memperkuat layanan TBC dalam merespon pandemi COVID-19 secara efektif dan efisien. Upaya inovatif diperlukan khususnya untuk meningkatkan penemuan kasus TBC.

Yayasan KNCV Indonesia melalui dukungan Kementerian Kesehatan membuat aplikasi SOBAT TB (Solusi Online Berbagi Informasi TBC) dalam menjawab tantangan tersebut. Aplikasi yang telah diresmikan pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia pada bulan Maret 2021 lalu, kini tengah diimplementasikan dalam membantu kader dan petugas layanan untuk membantu dalam investigasi kontak di masyarakat.

Sebelumnya telah dilakukan kick-off program TB Recovery MANDIRI-TB untuk memanfaatkan aplikasi SOBAT TB sebagai media informasi dan skrining mandiri pada masyarakat di 43 kabupaten/kota di 14 provinsi pada tanggal 9 Nov 2021. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas bagi petugas kesehatan dan kader tentang pemanfaatan aplikasi SOBAT TB untuk membantu penemuan kasus TBC di fasyankes dan masyarakat.

Kegiatan yang diselenggarakan secara online ini dilakukan di 43 kab/kota di 14 provinsi yang dibagi menjadi 6 batch mulai dari tanggal 17 hingga 26 November 2021 Rangkaian kegiatan ini dibuka oleh dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA selaku Koordinator Subtansi TBC Kementerian Kesehatan RI

“Peningkatan teknologi perlu untuk meningkatkan penanganan kasus tuberkulosis terutama dalam hal penemuan kasus di layanan kesehatan dan dimasyarakat. Sehingga SOBAT TB ini diharapkan dapat mendukung upaya edukasi dan mendukung penemuan kasus TBC,” ujar dr. Tiffany Tiara Pakasi.

Lokakarya ini tidak hanya dihadiri oleh sejumlah kader dan petugas layanan Kesehatan, namun juga mitra seperti USAID, PR-GF Komunitas Konsorsium STPI-Penabulu, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Taufiq Priyo Utomo, Technical Officer, Yayasan KNCV Indonesia dalam lokakarya ini memaparkan mengenai bagaimana penggunaan aplikasi SOBAT TB, mulai dari fitur-fitur yang tersedia dalam aplikasi ini hingga alur investigasi kontak melalui aplikasi SOBAT TB.

“Aplikasi ini tentunya sangat membantu untuk melakukan investigasi kontak bagi kader di masyarakat, dan kami berharap aplikasi ini dapat terintegrasi dengan SITB sehingga data yang terangkum disini juga dapat tercatat dalam SITB,” ujar Ari Nurfadilah, SSR Kota Bandung dalam sesi tanya jawab lokakarya batch ketiga tanggal 23 November 2021.

Apresiasi juga turut disampaikan oleh Tazkiyatun Nufus dari SSR mengenai apresiasinya, terlebih dalam menjawab tantangan temuan kasus di masa pandemic. Sehingga meskipun tidak perlu melakukan kunjungan langsung, upaya penemuan kasus dapat tetap berjalan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI memberikan arahan agar lokakarya ini dapat segera dilakukan di wilayah dan segera dilakukan implementasi penggunaan aplikasi dalam menemukan kasus TBC di masyarakat.

Teks: Melya
Editor: Taufiq Priyo Utomo