WOW-TB : Diseminasi Hasil Implementasi Program Wow-Tb Di Kota Jakarta Utara Dan Kota Tangerang
30 August 2021
Dalam mendukung upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Fullerton Health Foundation dan didanai oleh TB Reach Wave 7, telah melaksanakan Women Empowerment in Workplace (WOW TB). Adapun program yang sudah berjalan lebih dari 1,5 tahun ini memiliki sejumlah komponen kegiatan yang meliputi sosialisasi program WOW-TB pada lokasi industri atau manajemen perusahaan terpilih, koordinasi dan advokasi tentang penanggulangan TBC kepada manajemen perusahaan, skrining (penapisan) TB melalui skrining gejala pada seluruh pekerja, melakukan diagnosis TBC pada pekerja yang terduga TBC, serta membangun jejaring antara klinik perusahaan maupun perusahaan yang belum memiliki klinik dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Program WOW-TB telah berakhir pada tanggal 30 Juni 2021. Sebagai upaya tindak lanjut, maka diselenggarakan pertemuan Diseminasi Hasil Program WOW-TB kepada pemangku kepentingan dan mitra sinergis untuk memaparkan hasil kegiatan yang telah berjalan di 5 kecamatan intervensi WOW-TB. YKI bersama pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Subdirektorat Tuberkulosis Kemenkes RI menyelenggarakan pertemuan diseminasi hasil program WOW-TB secara daring pada tanggal 23 Agustus 2021. Adapun kelima wilayah intervensi ini meliputi Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, dan Penjaringan di Jakarta Utara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, dan Kecamatan Jatiuwung di Provinsi Banten.
Kegiatan ini dihadiri oleh sebanyak 36 peserta yang berasal dari Subdirektorat Tuberkulosis Kemenkes RI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang, APINDO DKI Jakarta, serta perwakilan Puskesmas di Kota Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Kota Tangerang.
dr. Jhon Sugiharto, Direktur Exekutif Yayasan KNCV Indonesia membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya beliau menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi sehingga program WOW-TB dapat terlaksana. Harapannya, implementasi dari program ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan terlebih pekerja untuk tetap sehat di lingkungan kerja.
Agenda utama dalam pertemuan ini adalah paparan diseminasi hasil implementasi program WOW-TB yang disampaikan oleh dr. Jhon Sugiharto. Beliau menyampaikan terkait dengan aktivitas skrining yang dilakukan di wilayah intervensi WOW-TB di 9 perusahaan. Dari total 3,641 karyawan, telah dilakukan skrining terhadap 3.284 yang dilakukan skrining TBC. Dari jumlah ini ditemukan 317 terduga TBC, dimana 210 diantaranya dilakukan pemeriksaan diagnosis.
Meskipun demikian ada cukup banyak tantangan dalam pelaksanaan program ini, salah satunya adalah kondisi pandemi COVID-19 dimana sejumlah perusahaan menutup operasional pabrik/perusahaan dengan kebijakan work from home. Meski demikian untuk menjawab tantangan ini, YKI memfasilitasi hal ini dengan mengembangkan aplikasi untuk membantu dalam melakukan skrining TBC mandiri secara online, yaitu SEKAR TB dan ASMARA TB, serta tetap menyelenggarakan kegiatan secara online.
“Saran kami perlu tetap melakukan edukasi dan skrining TBC secara rutin dengan online tools, serta menjadikan skrining TBC menjadi bagian dari MCU sebagai tata laksana TBC terbaru. Serta perlu juga membentuk tim penggiat TBC di tempat kerja untuk membantu layanan TBC di lokasi kerja,” ujar dr. Jhon dalam presentasinya.
Agenda berikutnya dilanjutkan dengan paparan mengenai hasil penelitian bertajuk meningkatkan perilaku pencarian pengobatan TBC pada pekerja perempuan dengan mengidentifikasi cara yang efektif untuk peningkatan akses layanan dan pengetahuan yang disampaikan oleh Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, SpOk, Konsultan OR dan Gender.
Dari paparannya ada sejumlah temuan dari penelitian yang dilakukan pada 217 responden yang mayoritas adalah pekerja, diantaranya 91,2% sudah mengetahui tentang TBC, dan 47,5% mendengar informasi tersebut dari media sosial, TV dan internet. Secara keseluruhan, 84,3% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 89,4% menunjukkan sikap yang baik terhadap TBC, dan 77,9% menunjukkan praktik yang baik terhadap TBC.
“Dari penelitian ini dapat disimpulkan menjadi beberapa poin, seperti hambatan dari perusahaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan TBC yang tidak dapat diidentifikasi karena masih ada pihak manajemen yang tidak memahami jenis pemeriksaan yang diperlukan,” terangnya dalam paparannya.
Dari hasil penelitian ini ada sejumlah rekomendasi yang disampaikan seperti perusahaan yang harus mengambil inisiatif untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinkes Provinsi/Kabupaten dan Puskesmas setempat, perusahaan harus memiliki panduan bagaimana memilih penyedia layanan kesehatan yang berkualitas, serta perlunya edukasi bagi manajemen mengenai TBC terutama mengenai prosedur pengobatan, cuti sakit, dan kembali bekerja.
Paparan dilanjutkan oleh Dinkes DKI Jakarta dan Dinkes Kota Tangerang mengenai upaya penemuan kasus TBC di tempat kerja dan praktik baik dari implementasi program WOW-TB di kedua wilayah ini, dimana salah satunya adalah pemanfaatan aplikasi skrining TBC untuk investigasi kontak di masa pandemi. Sebagai contoh, PT. VI, di Kota Tangerang memiliki sejumlah praktik baik seperti memasukkan skrining TBC ke dalam skrining mingguan COVID-19. Selain itu juga menambahkan edukasi TBC ke dalam toolbox meeting rutin harian.
“Cukup menambah cakupan penemuan terduga program TBC di Puskesmas, harapannya program ini dapat terus berjalan sehingga temuan terduga dapat terus ditemukan dan segera ditindak lanjuti,” ujar dr. Manda dari Puskesmas Cilincing saat proses diskusi.
Acara ditutup oleh dr. Sulistya Widada, Kepala Seksi TB Sensitif Obat Kementerian Kesehatan RI. Harapannya kedepan semakin banyak perusahaan akan dapat terlibat dalam program serupa guna memberikan perlindungan kepada para pekerja untuk bisa bebas dari TBC. Hal ini menjadi wujud implementasi nyata dari Perpres No. 67 Tahun 2021 yang baru-baru ini disahkan, dimana keterlibatan semua pihak menjadi salah satu kunci penting untuk mencapai target eliminasi TBC 2030 mendatang.
Teks: Melya
Editor: Selly Emmy Nancy Pasaribu
Gambar: Amadeus Rembrandt