WOW-TB : Pentingnya Dukungan Swasta untuk Penanggulangan TBC di Tempat Kerja

17 July 2020

 

Sudah banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menemukan kasus Tuberkulosis (TBC) di masyarakat, namun upaya yang dilakukan di tempat kerja masih terbatas. Upaya penanggulangan TBC di tempat kerja penting untuk dilakukan, mengingat 75% kasus TBC terjadi pada usia produktif. Selain itu, lingkungan tempat kerja dengan sirkulasi udara yang kurang memadai meningkatkan risiko penularan TBC. TBC pada pekerja mengakibatkan produktivitas pekerja menurun dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada produktivitas perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, serta Fullerton Health Foundation dengan pendanaan dari Stop TB Partnership pada program TB Reach Wave 7, melaksanakan  program Women Empowerment in Workplace (WOW-TB) dengan fokus utama adalah penemuan kasus TBC di tempat kerja. Wilayah kerja Program WOW-TB adalah Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta Timur dan Kota Tangerang.

Sebagai implementasi awal program WOW-TB di Provinsi DKI Jakarta, diselenggarakan kegiatan Kick Off Meeting yang dihadiri oleh Subdirektorat TB, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Yayasan KNCV Indonesia, Fullerton Health Foundation, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan Jakarta Timur, KOPI TB, PERDOKI, APINDO, PT. JIEP, Puskesmas Kecamatan, serta sejumlah perusahaan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

dr. Jhon Sugiharto, MPH, Direktur Yayasan KNCV Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini memiliki empat komponen, yaitu melakukan penyuluhan tentang TBC untuk para pekerja, skrining TBC pada seluruh pekerja, diagnosis TBC dengan mobile clinic pada pekerja yang terduga TBC, dan membangun jejaring pelayanan kesehatan antara perusahaan dengan Puskesmas setempat.

Agustin Purwatiningsih, SKM, selaku Kepala Seksi Pengawasan Norma Kerja Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta  memberikan sambutan dengan menekankan bahwa lingkungan tempat kerja memiliki risiko kesehatan, sehingga perlu adanya perlindungan untuk kesehatan dan keselamatan kerja sesuai yang tertera pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja. Perusahaan wajib untuk dapat memberikan edukas, perlindungan kesehatan bagi tenaga kerja, serta menjamin lingkungan yang sehat bagi para pekerja guna mencegah dan mengendalikan penularan penyakit di tempat kerja, termasuk tuberkulosis.

”Selama 7 jam sehari, tenaga kerja berada di tempat khusus secara bersama-sama, sehingga dengan waktu yang relatif lama, maka sebaran penularan akan sangat cepat terjadi. Kurangnya pemahaman menjadi salah satu sebab penanggulangan TBC di tempat kerja masih minim,” ujarnya dalam pembukaannya.

dr. Imran Pambudi, MPHM, mengatakan TBC hingga saat ini masih menjadi penyebab kematian infeksi tertinggi dengan jumlah kematian 98,000 orang per tahun. Hal ini kemudian memunculkan komitmen global untuk mencapai eliminasi TBC 2030 yang juga ditegaskan oleh Presiden Jokowi pada acara gerakan bersama eliminasi TBC 2030 di Cimahi pada Januari silam. Komitmen untuk mencapai hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kesehatan saja, namun juga peran swasta. Sehingga program WOW-TB ini tentunya dapat menjawab bagaimana swasta juga memiliki peran penting mendukung hal ini.

”Kunci utama dalam menanggulangi kasus TBC ini adalah dengan menemukan penderita TBC secara masif, seperti investigasi kontak, skrining masal di kelompok berisiko tinggi, dan menemukan kasus laten TBC. Serta mampu mengatasi stigma bagi penderita di lokasi kerja, sehingga dukungan dari lingkungan sosial sangat penting,” ujarnya Imran Pambudi.

Kepala Bidang P2P, Dinas KesehatanProvinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia, M.Epid, juga mengatakan bahwa ada 3 tantangan pengendalian TBC di Indonesia yaitu kasus TBC yang tidak terlaporkan (missing cases), kepatuhan yang rendah, terutama untuk jangka waktu pengobatan yang cukup lama, serta meningkatnya kasus TBC MDR (Resisten Obat). Kelompok pasien penderita TBC pun diketahui banyak di usia produktif, sehingga skrining TBC di tempat kerja menjadi sangat efektif untuk bisa meningkatkan penemuan kasus TBC secara lebih dini dan dapat diputus rantai penularannya.

dr. Murni L Naibaho, MKM, selaku Kepala PMTVZ Bidang P2P, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memaparkan bagaimana situasi tuberkulosis di DKI Jakarta saat ini. Di DKI Jakarta degan jumlah penduduk 10,557,810 tahun 2019, sebanyak 40,796 penduduk terdiagnosis TBC. Hal ini dapat diartikan dengan terdapat 5 penderita TBC baru setiap jamnya. Selain itu, diperkirakan 2 orang meninggal karena TBC di DKI Jakarta setiap harinya. Melihat kondisi ini, beliau menekankan peran aktif dari semua pihak terutama pihak perusahaan untuk mendukung kegiatan skrining TBC di tempat kerja.

Acara dilanjutkan oleh dr. Angelin Yuvensia dan dr. Denisa Widyaputri dari Yayasan KNCV Indonesia yang memaparkan bagaimana teknis implementasi program WOW-TB. Teknis pelaksanaan program WOW-TB di masa pandemi ini tentunya akan menyesuaikan dengan protokol kesehatan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19 dalam penyelenggaraan kegiatan ke depan.

Alur pelaksanaan program WOW-TB ini nanti akan diawali dengan pelaksanaan kegiatan utama dalam mencapai target 100,000 pekerja yaitu dengan edukasi TBC untuk mencegah stigma dan diskriminasi, skrining menggunakan aplikasi yang dikembangkan oleh YKI yaitu SEKAR TB, pelatihan penggiat TBC, serta lokakarya mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan peremuan. Dari hasil skrining ini nantinya, bagi yang terduga TBC akan dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak dengan mikroskopis BTA, serta sebagian dengan foto rontgen dada dan pemeriksaan dahak dengan TCM. Temuan kasus ini nantinya juga akan ternotifikasi ke dalam sistem pencatatan dan pelaporan TBC Nasional.

Medical check-up yang biasa dilakukan perusahaan menjadi momen yang baik bagi perusahaan untuk melakukan penemuan kasus TBC. Selain didukung dengan skrining data yang lengkap, pengolahan data yang baik melalui program WOW-TB ini sangat positif dan didukung oleh manajemen kami. Upaya ini sangat komprehensif dimana kita bisa mendukung upaya menemukan kasus di perusahaan tempat kami bekerja,” ujar dr. Endang, dokter okupasi dari salah satu perusahaan di Jakarta Utara yang memberikan pengalamannya mengikuti piloting program WOW-TB pada bulan Maret – April  silam.

Kesehatan di tempat kerja mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga perilaku pencegahan TBC perlu dilakukan secara konsisten. Dan yang terpenting adalah deteksi dini TBC wajib dilaksanakan, baik melalui skrining maupun pemeriksaan berkala.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Angelin Yuvensia, Denisa Widyaputri

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]