ASCENT DR-TB mendukung peningkatan kualitas program TBC RO di Indonesia

21 August 2024

Menurut WHO Global TB Report 2023, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC resistan obat (TBC RO) yang tinggi di dunia. Pada tahun 2022 diperkirakan terdapat 410.000 kasus TBC RO di dunia dan sekitar 31.000 (8%) ada di Indonesia. Indonesia juga merupakan satu dari sepuluh negara yang menyumbangkan 70% kesenjangan antara kasus TBC RO yang ditemukan dan yang memulai pengobatan. Pengobatan TBC RO di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2009 dan mengalami perkembangan yang dinamis, terutama dalam penggunaan paduan obat TBC RO dengan durasi yang lebih pendek dan lebih ramah bagi pasien termasuk paduan pengobatan terbaru TBC RO yakni BPaL/M. Durasi pengobatan yang cukup panjang serta efek samping obat yang dialami oleh pasien seringkali menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pasien dalam menjalani pengobatan TBC RO.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) melalui proyek ASCENT (Adherence Support Coalition to End TB) DR-TB dengan dukungan Unitaid akan memberikan perbantuan teknis sebagai upaya memperkuat manajemen terpadu pengendalian tuberkulosis resistan obat (MTPTRO) di Indonesia, khususnya dalam hal implementasi manajemen efek samping obat (MESO) aktif.

ASCENT DR-TB, konsorsium dengan beberapa partner yaitu: PATH, The AURUM Institute, Treatment Action Group (TAG), Cliton Health Access Initiative, KNCV TB Plus dan Yayasan KNCV Indonesia bekerja di 8 negara (Ukraina, Afrika Selatan, Etiopia, Nigeria, Mozambik, Filipina, Vietnam dan Indonesia) dan bertujuan meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC. 

Baca Juga: Mentoring dan Audit Klinis; Perjuangan Indonesia Melawan TBC RO

Implementasi di Indonesia akan dilakukan oleh YKI dari sisi penguatan kualitas pengobatan TBC RO sebagai bagian dari cascade of care yang komprehensif dan berpusat pada masyarakat dan nantinya akan bermitra dengan komunitas.

Proyek ini terdiri dari:

  • Fase I: self-assessment di level fasyankes, provinsi dan level nasional, untuk identifikasi capaian dan gap yang terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana perbantuan teknis sesuai gap yang teridentifikasi dan menjawab kebutuhan di lapangan. 
  • Fase II: impelementasi perbantuan teknis. 

YKI, dengan dukungan dana dari Unitaid, berkontribusi dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia melalui perbantuan teknis penguatan pelaksanaan program TBC RO” – dr. Yeremia Mozart Runtu Prawiro, MKM, Associate Director Yayasan KNCV Indonesia.

Rangkaian kegiatan fase pertama telah berjalan dengan baik. Pada bulan Juli 2024 Tim Kerja TBC Kemenkes RI dan YKI telah melakukan:  

  1. Koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan yang akan menjadi lokus perbantuan teknis pada fase kedua ASCENT DR-TB. Pada pertemuan tersebut, Dr.dr.H.M.Ishaq Iskandar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa selain angka memulai pengobatan/enrolment TBC RO yang belum memenuhi harapan, yakni hanya 70% orang dengan TBC RO yang ditemukan pada tahun 2023 telah memulai pengobatannya. Ditemukan pula tantangan lain yakni tingginya angka putus berobat sebesar 20% pada kohort Januari-Juni 2022. (sumber data: paparan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan data SITB).
  2. Pemetaan pemangku kepentingan yang berkontribusi dalam upaya penanggulangan TBC di Provinsi Sulwesi Selatan melibatkan: 
    • Yayasan Masyarakat Peduli TB, yang lebih dikenal dengan sebutan Yamali, berfokus pada sisi komunitas dalam memberikan dukungan psikososial bagi pasien TB RO di 9 kab/kota di Sulawesi Selatan, penyediaan rumah singgah, dan turut serta dalam pelaksanaan investigasi kontak TBC SO maupun TBC RO
    • 2 organisasi Penyintas Tuberkulosis yaitu Yayasan Kareba Baji di Kota Makassar, dan Yayasan Daeng TB di Kab.Gowa turut memberikan pendampingan bagi pasien TBC RO secara sukarela, melakukan pelatihan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sebagai pemberdayaan sisi ekonomi bagi masyarakat terdampak TBC dan terlibat dalam berbagai kegiatan penanggulangan TBC di daerah masing-masing. 
    • Forum multisektor (FMS) Eliminasi TBC di Kota Makassar, berkontribusi dalam penyusunan regulasi daerah tentang penanggulangan TBC, bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam melakukan sosialisasi dan skrining TBC di tingkat kelurahan. 
    • Dan tentunya dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan, dengan sumber dana Global Fund melakukan berbagai kegiatan dalam ekspansi layanan TBC RO, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan peningkatan kualitas layanan TBC RO.
  3. Kunjungan lapangan dan pengumpulan data dilakukan oleh tim yang beranggotakan tim kerja TBC, dinas kesehatan provinsi dan kab/kota setermpat, dan YKI. Kunjungan ini dilakukan kepada 6 fasilitas pelayanan kesehatan di 3 kab/kota yaitu Kota Makassar, Kab.Gowa dan kab. Pangkajene Kepulauan. Selain mengunjungi rumah sakit, tim juga mengunjungi puskesmas inisiasi serta puskesmas satelit. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mendalam mengenai dukungan yang telah tersedia dari berbagai pihak bagi program TBC RO di Sulawesi Selatan khususnya,  menggali informasi mengenai kendala dan tantangan yang dihadapi oleh berbagai pihak dalam layanan TBC RO terutama yang berkaitan pelaksanaan MESO aktif.
  4. Lokakarya penyusunan rencana perbantuan teknis proyek ASCENT dilakukan di Jakarta, 26 Juli 2024
    • Ketua Tim Kerja TBC, dr. Tiffany Tiara Pakasi menyampaikan YKI telah membantu Kemenkes RI sejak awal proses implementasi BPaL/M di Indonesia, sehingga saat ini dapat dikatakan Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang telah menggunakan paduan obat BPaL/M dalam skala programatik. Namun kesuksesan pengobatan TBC RO tidak semata bergantung pada akses layanan, kapasitas tenaga kesehatan dan paduan obat yang berkualitas. Aspek kepatuhan pasien memegang peranan penting dan kepatuhan pengobatan ini sangat dipengaruhi efek samping obat (ESO)

Keluhan efek samping obat jangan disepelekan, bila perlu gunakan kacamata mereka dalam menanggapi keluhan inipesan dr. Tiffany Tiara Pakasi, ketua Tim Kerja TBC dalam pembukaan acara Lokakarya Penyusunan Rencana Perbantuan Teknis proyek ASCENT. (Jumat 26 Juli 2024)

    • Sesi pemangku kepentingan level nasional melibatkan beberapa mitra pembangunan TBC termasuk sektor swasta  
      • USAID – LEAP, memberikan perbantuan teknis dalam aspek procurement supply chain management (PSCM), public-private mix, TBC RO dan penguatan lintas sektoral. 
      • USAID – Mentari TB berkontribusi dalam penyediaam layanan TBC RO yang berkualitas di RS swasta (jejaring Muhammadiyah) 
    • Paparan hasil kunjungan lapangan dan pengumpulan data di provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan masih ada gap dari sisi MESO aktif termasuk pelaporannya secara rutin ke dalam SITB
    • Pengisian tools self-assesment dan identifikasi gap dari berbagai aspekpun dilakukan bersama tim kerja TBC

Seluruh temuan dari rangkaian kegiatan yang telah dilakukan ini diharapkan dapat dirumuskan menjadi rencana perbantuan teknis ASCENT DR untuk menjawab kebutuhan program TBC RO di Sulawesi Selatan, demi mendukung upaya eliminasi TBC di Indonesia.

  • 20 August 2024

    Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang ditetapkan setiap tanggal 24 Maret, [...]

  • 2 April 2024

    Perjuangan Indonesia Melawan TBC RO Perjuangan Indonesia melawan TBC RO terus berlanjut. Upaya tersebut [...]

  • 11 October 2023

    [Scroll down for English version] Ibu D, seorang ibu rumah tangga, menghadapi masalah Kesehatan yang [...]

  • 4 September 2023

    Apa itu pemeriksaan Viral Load (VL) HIV? Pemeriksaan Viral load (VL) HIV adalah pemeriksaan [...]