Diseminasi Hasil Akhir Proyek ASCENT DR-TB: Praktik Baik Pendampingan MESO Aktif di Provinsi Sulawesi Selatan

4 September 2025

 

Foto Bersama Peserta ASCENT DR-TB

Makassar, 27–28 Agustus 2025Pertemuan Diseminasi Hasil Proyek ASCENT DR-TB telah terlaksana secara hybrid di Four Points Hotel by Sheraton Makassar. Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Kerja TBC dan ISPA Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 24 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan, perwakilan 74 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terpilih, komunitas TBC (Yamali TB, Yayasan Kareba Baji, Yayasan Daeng TB dan Yayasan Penyintas TBC Terbesar), serta tim Yayasan KNCV Indonesia (YKI).

Pertemuan ini menjadi wadah untuk berbagi capaian, tantangan, serta praktik baik dari implementasi proyek ASCENT DR-TB yang berfokus pada peningkatan kualitas layanan TBC RO, Khususnya melalui pelaksanaan Monitoring dan Manajemen Efek Samping Obat secara Aktif (MESO Aktif).

Proyek yang didanai oleh Unitaid ini telah memberikan perbantuan teknis di 24 kabupaten/kota di Sulawesi selatan, dengan intervensi intensif di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Tantangan dan Arah Perbaikan Program TBC di Indonesia

Dalam paparannya, dr. Triya Novita Dinihari, Ketua Tim Kerja TBC dan ISPA Kemenkes RI, menegaskan bahwa Indonesia masih menghadapi beban TBC yang tinggi. Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, dan termasuk dalam lima negara dengan beban TBC resistan obat (RO) terbesar. Secara nasional, notifikasi kasus TBC baru mencapai 47% dari estimasi jumlah kasus.

Selain itu, program TBC juga menghadapi tantangan yang besar, antara lain keterlambatan inisiasi pengobatan, masih rendahnya kepatuhan pasien dalam menyelesaikan pengobatan, serta angka keberhasilan pengobatan yang belum optimal. Untuk menjawab hal ini, pemerintah bersama mitra terus melakukan berbagai upaya perbaikan, termasuk penyediaan paduan pengobatan yang lebih ramah pasien dengan durasi singkat, serta penerapan MESO Aktif, meskipun implementasinya di lapangan masih menghadapi kendala.

Proyek ASCENT DR-TB Dorong Peningkatan Mutu Layanan TBC RO

Dalam sambutannya, dr. Jhon Sugiharto, MPH, Direktur Eksekutif YKI, menyampaikan bahwa proyek ASCENT DR-TB telah memberikan dukungan teknis melalui empat intervensi utama: peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, pendampingan teknis MESO aktif, penyediaan platform konsultasi daring, serta penggunaan formulir pemantauan efek samping obat (ESO) harian oleh pasien.

“Pelaporan MESO harian di tiga wilayah dampingan telah mencapai 100% dan skrining efek samping berjalan sesuai pedoman nasional. Ini bukti nyata bahwa kolaborasi membawa dampak positif bagi mutu layanan TBC RO,” ungkapnya.

Foto: Sambutan Pembukaan

Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Yusri Yunus SKM., M. Kes., turut menegaskan pentingnya keberlanjutan praktik baik ini. “MESO Aktif harus dilanjutkan, karena terbukti melindungi pasien dari risiko efek samping serius. Dengan komitmen semua pihak, kita bisa mempercepat eliminasi TBC di Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Praktik Baik Penerapan MESO Aktif di Fasyankes Dampingan

Foto: Pemaparan Hasil Pendampingan Proyek ASCENT DR-TB

Selama bulan Februari-Agustus 2025, sejumlah fasyankes TBC RO di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Pangkep mendapatkan pendampingan intensif dalam implementasi MESO Aktif. Berikut adalah tiga praktik inspiratif yang berhasil dikembangkan:

  • RS Tk. II Pelamonia Makassar menghadirkan inovasi “SiMESO”, formulir digital berbasis Google Form yang diadaptasi dari formulir pemantauan ESO harian yang dikembangkan oleh proyek ASCENT DR-TB. Data yang diisi langsung oleh pasien dipantau tenaga kesehatan secara realtime dan ditindaklanjuti melalui telemedicine. Melalui dashboard monitoring, “SiMESO” dapat menampilkan data kumulatif maupun individual pasien.
  • Puskesmas Pallangga Gowa membuktikan bahwa layanan primer mampu melakukan skirining ESO rutin kepada semua pasien TBC RO. Pemeriksaan EKG, skrining neuropati perifer, skrining fungsi penglihatan, serta skrining kecemasan dan depresi mampu dilakukan tanpa perlu merujuk pasien ke rumah sakit.
  • RSUD Batara Siang Pangkep menunjukkan bahwa dukungan manajemen dapat menjadi kunci dalam peningkatan kualitas layanan TBC RO. Penyesuaian beban kerja perawat, penyediaan alat skrining ESO (Snellen chart, buku Ishihara, hammer, dan garpu tala), serta penerapan mekanisme fast track bagi pasien TBC RO di berbagai unit layanan telah mempermudah implementasi MESO Aktif sekaligus meningkatkan kenyamanan pasien.

Foto: Pemaparan Hasil Implementasi MESO Aktif oleh RS Pelamonia dan Puskesmas Palangga

Baca Juga: Perluasan Dukungan YKI melalui Proyek ASCENT DR-TB dalam Implementasi MESO Aktif program Tuberkulosis Resistan Obat Di Sulawesi Selatan

Rekomendasi untuk Keberlanjutan Implementasi MESO Aktif

Untuk memastikan keberlanjutan pelaksanaan MESO Aktif, dr. Yeremia Prawiro Mozart Runtu, MKM, Associate Director YKI, menyampaikan beberapa rekomendasi utama, yaitu:

  • Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan berkesinambungan melalui pendampingan dan bimbingan teknis berkelanjutan dan pertemuan diskusi kasus rutin dengan pendekatan peer-to-peer learning
  • Integrasi supervisi, monitoring, dan audit klinis berkala dalam manajemen MESO Aktif.
  • Validasi data MESO Aktif yang terintegrasi dengan kegiatan MICA.
  • Pemanfaatan buku bantu MESO aktif sebagai alat bantu nakes dalam pemantauan pasien TBC RO secara rutin.

Harapan dan Komitmen ke Depan

Dalam sesi penutupan, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menegaskan bahwa praktik baik dari tiga wilayah dampingan harus diperluas ke 21 kabupaten/kota lainnya. “Kami berharap komitmen kabupaten/kota untuk terus melanjutkan implementasi MESO aktif, agar manfaat proyek ASCENT DR-TB benar-benar dirasakan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan,” ujar Kabid P2P.

Keberhasilan proyek ASCENT DR-TB di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa integrasi praktik baik, komitmen pemangku kepentingan, kolaborasi multisektor, serta dukungan berkelanjutan merupakan langkah nyata untuk mempercepat transformasi layanan TBC RO menuju target Indonesia Bebas TBC 2030.

Materi : Diseminasi Hasil Proyek ASCENT DR-TB

  • 27 March 2025

    Hi Sobat TB! Pada artikel sebelumnya, kita telah memahami bahwa Resistansi Antimikroba (AMR) atau resistansi [...]

  • 24 March 2025

    Jakarta, 11 Maret 2025 – Pada tanggal 24 Maret 1882, Dr. Robert Koch, seorang dokter [...]

  • 19 March 2025

    Hi Sobat TB, pada bagian sebelumnya, kita telah membahas mengapa Antimicrobial Resistance (AMR) menjadi [...]

  • 27 February 2025

      Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Yayasan KNCV Indonesia (YKI) terus berkomitmen untuk [...]