AMPUH HIV: MONITORING DAN EVALUASI BULAN VIRAL LOAD HIV
29 October 2020
Kampanye Bulan Viral Load telah berlangsung sejak bulan Juli 2020. Dalam kurun waktu 4 bulan, banyak pencapaian yang telah diraih oleh 105 Kabupaten/Kota peserta dalam upaya akselerasi pemeriksaan viral load ODHIV. Di sisi lain, terdapat permasalah – permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan ini yang berimplikasi pada capaian pengiriman dan pemeriksaan viral load yang kurang optimal. Pada Selasa, 27 October 2020 dilakukan pertemuan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kegiatan Bulan Viral Load. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan menemukan rekomendasi pemecahan masalah serta praktik baik dalam pelaksanaan kegiatan Bulan Viral Load.
Kegiatan yang berlangsung secara daring ini dibuka oleh Kasubdit HIV dan PIMS Kementerian Kesehatan RI, Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes. Dalam pernyataannya Beliau menyampaikan bahwa kegiatan monev ini diharapkan dapat makin mengoptimalkan capaian pemeriksaan Bulan Viral Load. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memutakhirkan data capaian pemeriksaan viral load sejak Juli 2020 hingga saat ini. Beliau berharap pertemuan ini dapat makin memotivasi layanan di setiap wilayah untuk meningkatkan capaian pemeriksaan Viral Load.
Alva Juan, Kordinator Proyek AMPUH memaparkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemeriksaan VL selama kurun waktu 4 bulan. Hingga minggu ke-15 terdapat 17.364 spesimen telah dirujuk ke lab pemeriksa. Namun cukup disayangkan karena dari jumlah tersebut baru 6.331(36,5%) spesimen yang telah diperiksa dan tercatat di dalam SITRUST. Pengiriman ini dilakukan oleh 282 dari total 379 fasyankes peserta lokakarya, sehingga baru 74% saja fasyankes yang turut berpartisipasi dalam pemeriksaan Viral Load HIV.
’’Dari total fasyankes yang terlibat selama bulan VL ini, ada sebanyak 11 fasyankes di luar dukungan proyek AMPUH yang turut berpartisipasi dalam mengirimkan spesimen VL menggunakan SITRUST Tentu ini merupakan hal baik, dimana layanan lain juga turut memanfaatkan layanan ini’’ujar dr. Alva dalam presentasinya.
Dalam paparan hasil monitoring dan evaluasi wilayah Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi yang melakukan pengiriman spesimen dengan total 3.544, dan kedua adalah wilayah Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.813 total pengiriman spesimen. Meski demikian, dari data per 23 Oktober 2020, hanya 7 provinsi yang telah memeriksa lebih dari 50% dari total spesimen yang dikirimkan, yaitu DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Papua, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Kampanye bulan VL menargetkan 41,000 pemeriksaan VL , sehingga masih ada 23.636 target yang perlu dicapai selama kurun waktu empat minggu kedepan hingga akhir November 2020. Dari paparan dr. Alva sejumlah tantangan yang menyebabkan tren penurunan pengiriman spesimen ini adalah dikarenakan jumlah ODHIV di sejumlah wilayah yang berkurang, reagen belum tiba, serta situasi pandemi sehingga membuat ODHIV enggan atau kuatir mengunjungi fasyankes. Hal ini senada dengan paparan dari Provinsi Medan, dimana pandemi COVID-19 sempat membuat sejumlah layanan melakukan lockdownkarena petugas yang terinfeksi COVID-19, selain itu juga dikarenakan keterlambatan pengiriman dari pihak kurir yang dikarenakan kurangnya SDM untuk menjangkau seluruh layanan di Kota Medan.
Situasi pandemi secara tidak langsung memang berdampak pada layanan pemeriksaan VL, termasuk dalam hal keterlambatan penjemputan dan pengiriman spesimen di beberapa kota, serta menimbulkan antrian pengujian sampel yang panjang karena penggunaan alat yang juga digunakan untuk pemeriksaan COVID-19.
Kegiatan monev ini diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2020 dan akan dilakukan dalam 2 Batch bagi 105 Kabupaten/Kota. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan, perwakilan fasyankes, dan laboratorium rujukan. Masing-masing provinsi turut memaparkan capaian perkembangannya masing-masing melalui breakout session yang dibagi menjadi 5 kelompok wilayah provinsi. Masing-masing wilayah memaparkan kendala dan persoalan yang dihadapi di daerahnya serta berkomitmen dalam menyusun rencana kerja tindak lanjut untuk mengatasi tantangan tersebut. Diharapkan RKTL ini dapat menjawab setiap tantangan dan persoalan yang ditemui selama implementasi pelaksanaan bulan VL ini.
”Kami dari wilayah Banten dan Jawa Barat dalam sisa waktu kedepan ini mengejar target pemeriksaan dengan meningkatkan koordinasi dengan sejumlah rumah sakit untuk mengatasi kendala rujukan COVID-19,’’ papar perwakilan wilayah regio ll dalam presentasinya.
Tentunya upaya ini juga perlu didukung oleh peran komunitas pendamping ODHIV dalam mendorong rekan-rekan ODHIV utnuk memiliki kesadaran. Materi KIE dan pemanfaatan media sosial tetap menjadi prioritas dalam media diseminasi informasi, sehingga makin banyak rekan-rekan ODHIV memanfaatan kesempatan ini.
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerja sama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Bulan Viral Load HIV merupakan rangkaian kegiatan proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High-quality laboratories) yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten/kota terpilih di 34 provinsi di Indonesia selama tahun 2020. Proyek AMPUH dilaksanakan melalui bantuan pendanaan dari The Global Fund.
Teks: Melya
Editor: Alva Juan
Gambar: Amadeus Rembrandt