AMPUH HIV : PERAN KOMUNITAS/ LSM DALAM PELAKSANAAN BULAN VIRAL LOAD HIV

8 July 2020

Komunitas/LSM memiliki peran dalam penjangkauan populasi kunci maupun pendampingan ODHA dalam penanggulangan HIV di Indonesia. Pada pelaksanaan kegiatan ”Bulan Viral Load”, Subdit HIV AIDS mengundang sejumlah Komunitas/LSM yang aktif terlibat dalam kegiatan pengendalian HIV AIDS di 5 Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah intervensi di kegiatan Bulan Viral Load Batch I Tahap 1. Dalam kegiatan ini diharapkan komunitas/LSM dapat turut membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman ODHA yang didampingi terkait pentingnya pemeriksaan viral load. Tentunya peran komunitas/LSM dalam berpartisipasi pada kampanye Bulan Viral Load dapat meningkatkan capaian pemeriksaan viral load HIV (VL HIV).

Kegiatan lokakarya komunitas/LSM ini merupakan rangkaian dari kegiatan pelaksanaan Bulan Viral Load Batch I Tahap 1 yang bertujuan untuk meningkatkan pelibatan komunitas sebagai tim penjangkau dan pendamping sebaya yang mendampingi ODHA. Komunitas/LSM yang dilibatkan dalam kegiatan ini berasal dari 5 Kabupaten/Kota (Kota Medan, Kota Bandung, Kota Surabaya, Kota Jayapura, dan Kabupaten Mimika) untuk terlibat dalam akselerasi pemeriksaan VL HIV khususnya dalam pelaksanaan Bulan Viral Load Batch I tahap 1.

Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes, Kasubdit HIV dan PIMS, Kementerian Kesehatan RI membuka acara ini. Beliau mengatakan bahwa selain pengobatan ARV, pemeriksaan viral load juga penting dilakukan tentunya dengan sinergitas dengan komunitas untuk mencapai tujuan bersama agar ODHA dapat sehat. Ia mengharapkan agar melalui peran pendamping, pemaksimalan alat untuk pemeriksaan VL HIV dapat dimaksimalkan semaksimal mungkin.

”Pentingnya pemeriksaan viral load dapat mencegah gagalnya pengobatan ARV sehingga kematian pada ODHA pun semakin kecil, dan lebih lanjut dengan mengetahui status supresinya maka potensi penularan juga terminimalisir,” terang Ibu Kasubdit dalam memberikan paparan bagaimana kondisi pemeriksaan viral load di Indonesia saat ini.

Jhon Sugiharto, MPH, sebagai Project Director AMPUH memperkenalkan proyek AMPUH kepada peserta. Dalam paparannya beliau juga menjelaskan pentingnya peran aplikasi pendukung transportasi spesimen untuk membantu pemeriksaan VL HIV. Melalui proyek ini, dukungan yang nantinya akan diberikan dalam mendukung kampanye Bulan Viral Load adalah meliputi bahan habis pakai untuk preparasi dan pengemasan spesimen, pengiriman spesimen, dan perbantuan teknis untuk layanan perawatan-dukungan-pengobatan (PDP) terpilih. Tono Permana sebagai Senior Technical Officer Community untuk proyek AMPUH juga turut membagikan paparannya mengenai bagaimana pelibatan komunitas dalam pelaksanaan bulan viral load, baik dalam mendampingi pemeriksaan juga dalam hal promosi edukasi.

”Mengingat target pemeriksaan viral load yang cukup tinggi maka dukungan komunitas dalam mendampingi ODHA juga tak kalah penting. Selain diharapkan dapat mendampingi ODHA dalam melakukan pemeriksaan, upaya edukasi juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Pemerintah saat ini telah mengembangkan materi komunikasi untuk edukasi, yang dapat digunakan komunitas untuk memberikan edukasi bagi rekan-rekan ODHA yang didampingi,” terang Tono dalam presentasinya.

Pelibatan komunitas dalam kegiatan Bulan Viral Load ini diharapkan dapat melakukan pendekatan dan promosi, baik kelompok maupun perorangan, kampanye melalui media sosial, serta melakukan integrasi dengan program penjangkauan yang telah ada sebelumnya. Acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk masing-masing kabupaten/kota. Dalam diskusi ini, peserta membahas mengenai implementasi peran komunitas dalam mendampingi ODHA dalam pemeriksaan VL HIV. Selain dengan pendampingan, promosi edukasi melalui kanal media sosial menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan untuk membangun kesadaran agar ODHA yang akan melakukan pemeriksaan VL HIV makin meningkat. Di kelompok komunitas Kota Bandung optimis melalui kegiatan Bulan Viral Load ini akan mampu meningkatkan jangkauan ODHA yang akan melakukan pemeriksaan. Saat ini ada sebanyak 3.6 19 ODHA yang sedang melakukan pengobatan ARV yang potensial dilakukan pemeriksaan viral load yang tersebar di 9 Rumah Sakit di Kota Bandung.

”Saya optimis jumlah reagen yang disediakan untuk Kota Bandung bisa habis, dan peran komunitas akan sangat membantu untuk meningkatkan jumlah ODHA yang melakukan test VL. Bisa jadi selama ini karena banyak teman-teman ODHA belum tahu bagaimana cara mengakses pemeriksaan viral load,” terang dr. Merry dari layanan PDP Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, salah satu peserta diskusi di kelompok Kota Bandung.

Peserta menyusun rencana kerja tindak lanjut yang akan diimplementasikan di setiap daerah di kabupaten/kota dalam Bulan Viral Load Batch I Tahap 1 ini. Diskusi dalam kelompok Kota Jayapura dan Kabupaten Mimika berencana untuk melakukan update potensial ODHA oleh dinas kesehatan dan rumah sakit sebagai acuan dalam proses pendampingan ODHA. Dalam rencana kerja ini, komunitas akan berperan dalam membantu untuk tindak lanjuti ODHA dalam melakukan pemeriksaan VL HIV.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV dan Penyakit infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan lokakarya ini. Kegiatan ini merupakan rangkaian implementasi proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High quality laboratories) dalam kampanye bulan Viral Load yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten kota terpilih selama sisa tahun 2020. Proyek AMPUH dilaksanakan melalui bantuan pendanaan dari The Global Fund.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Alva Juan

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]