Tidak Lagi Bertahun-tahun, Pengobatan TBC Resistan Obat Kini Hanya 6 Bulan

12 April 2023

Webinar Fast Track the Cure

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyelenggarakan webinar bertema “Fast Track the Cure: Pengobatan 6 Bulan, Harapan Baru Bagi Pasien TBC RO” pada Kamis, 6 April 2023 secara daring. Diikuti oleh 1.000 peserta melalui Zoom dan telah mencapai 2.700 tayangan di YouTube ketika artikel ini ditulis (11/4/2023), webinar ini memperkenalkan paduan pengobatan tuberkulosis resistan obat (TBC RO) terbaru berdurasi 6 bulan yang lebih pendek, aman, efektif, dan cost-saving, yakni BPaL yang terdiri dari Bedaquilline, Pretomanid, dan Linezolid.

Pada bulan Desember 2022, WHO merilis rekomendasi penggunaan BPaL secara luas yang membuka akses bagi orang dengan TBC RO untuk mendapat pengobatan hanya selama 6 bulan. Selain itu, dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, WHO juga merilis dokumen: Call to Action: Shorter and More Effective Treatment for All People Suffering from Drug Resistant TB yang menyerukan agar paduan ini dapat diadopsi lebih cepat oleh negara-negara di dunia.

“YKI telah mendukung Kemenkes RI dalam persiapan dan implementasi awal paduan BPaL di Indonesia. Dimulai dari kajian fisibilitas dan akseptabilitas di tahun 2019, persiapan riset operasional sejak tahun 2020, dan pada akhirnya implementasi bisa dilakukan di tahun 2022. Saat ini, paduan BPaL telah dapat diakses di 15 layanan TBC RO di 4 provinsi dalam kerangka riset operasional,” ungkap dr. Jhon Sugiharto, Direktur Eksekutif YKI, dalam sambutannya.

Data Laporan TBC Global (Global TB Report) 2022 menunjukkan estimasi kasus TBC di Indonesia menyentuh angka 969.000 dan 144.000 di antaranya meninggal dunia. Indonesia menjadi negara dengan kasus TBC terbanyak ke-2 di dunia setelah India.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mentargetkan notifikasi kasus TBC mencapai 90% dari 969.000 atau sama dengan 72.000 notifikasi kasus per bulannya. Beliau juga menyebut tingkat enrollment dari 72.000 notifikasi kasus per bulan harus mencapai 100%. Hal ini  disampaikan dalam pidato pembukaannya di webinar. “TBC RO bermasalah karena pengobatannya sampai 24 bulan. Saya senang begitu mengetahui pengobatan BPaL yang bisa mengurangi pengobatan TBC RO sampai ke 6 bulan. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan enrollment rate-nya. Sebelum saya pensiun, notifikasi harus bisa mencapai 90% dari estimasi, lalu, orang yang sudah berhasil dinotifikasi, 100% harus bisa enrollment ke obat. Saya harap persiapan transisi programatik BPaL dipercepat sehingga kita bisa segera sebarluaskan secara nasional,” pungkas Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi MPHM, menuturkan bahwa “Saat ini sudah ada 405 rumah sakit atau balai kesehatan yang melayani TBC RO. Selain itu, ditargetkan implementasi BPaL/M secara programmatik dapat dimulai pada  triwulan kedua  tahun 2024,” ujar dr. Imran.

Menurut dr. Maria Regina Loprang Christian, National Professional Officer untuk Tuberkulosis dari WHO Indonesia, paduan pengobatan BPaL/M harus segera diadopsi di Indonesia dengan beberapa strategi. “BPaL/M harus dapat segera diadopsi di Indonesia. Ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan, di antaranya adalah mempersiapkan rencana implementasi, melihat system change yang dibutuhkan di setiap level fasilitas kesehatan, bagaimana procurement-nya, logistiknya, dan bagaimana memobilisasi resource, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kepada tenaga kesehatan, pasien, dan komunitas, community engagement serta monitoring, pencatatan dan pelaporan” jelas dr. Regina dalam paparannya.

Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan Dr. dr. Erlina Burhan, MsC, SpP(K), memberi pernyataan positif bahwa TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan, asal minum obat sampai selesai. TBC juga merupakan penyakit yang preventable atau dapat dicegah. “Jadi, kalau ada keluarga yang kemudian terdiagnosis TBC, jangan dijauhi tetapi diberikan motivasi agar menyelesaikan pengobatan sampai sembuh,” tegas dr. Erlina dalam diskusi panel.

Kegiatan ini ditutup dengan pesan dari ketua Yayasan REKAT Peduli Indonesia, Ani Herna Sari, yang juga merupakan penyintas TBC RO “Obat TBC RO memang sangat kejam. Untuk itu, demi kebaikan kita bersama dan kebaikan diri sendiri, dibutuhkan kenekatan dan jangan pernah putus asa. Harus selesaikan pengobatan sampai tuntas. Kalau putus di tengah jalan akan tambah parah obatnya, tambah kasian orang di sekelilingnya,” tutup Ani Herna Sari.

Di akhir acara, audiens diajak untuk menandatangani petisi online Fast Track The Cure dengan tagar #6MonthsMax yang akan dibawa pada Pertemuan Tingkat Tinggi Kedua tentang TBC di PBB atau United Nations High-Level Meeting (UN HLM) on TB pada September 2023 nanti. Petisi ini meminta para pemimpin global untuk menyediakan akses universal terhadap paduan pengobatan TBC RO yang berdurasi pendek, aman, dan efektif di tahun 2024. Petisi dapat ditandatangani melalui link berikut: Linktr.ee/6bulanmaksimal

Semoga pengobatan yang hanya 6 bulan ini, menjadi harapan baru bagi pasien TBC RO, menjadi jalan untuk eliminasi TBC di Indonesia. TOSS TBC

  • 26 August 2023

    [Scroll down for English version] Sebuah catatan dari komunitas terdampak TBC dan masyarakat sipil [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]

  • 2 December 2022

    Pada setiap tahunnya, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Dan tema pada tahun ini [...]