AMPUH HIV : Perluasan Implementasi Pemeriksaan Viral Load HIV bagi ODHA di DKI Jakarta dan 7 Provinsi Lainnya
7 August 2020
Sejumlah wilayah yang telah mengikuti Lokakarya kampanye pemeriksaan bulan viral load batch 1 tahap 1 telah mulai melakukan pemeriksaan viral load di layanannya. Di minggu kedua setelah lokakarya, Kota Bandung telah melakukan pengiriman spesimen sebanyak 482 spesimen dari total target 900. Angka ini terbilang cukup tinggi dengan target pencapaian 53% dalam kurun waktu 2 minggu setelah dimulai pelaksanaan bulan pemeriksaan viral load. Tentunya keberhasilan ini perlu diterapkan juga di wilayah lainnya guna meningkatkan target capaian pemeriksaan viral load bagi ODHA. Untuk mendukung hal ini, selama 4 hari diselenggarakan lokakarya bulan viral load batch 1 tahap 2, yaitu pada tanggal 3-4 Agustus 2020 untuk wilayah DKI Jakarta dan 5-6 Agustus 2020 untuk 7 Provinsi yaitu, Lampung, Jawa Tengah, Bali, DIY, NTT, Sulawesi Utara, dan Papua Barat.
Acara ini dibuka oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung. dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes. dr. Wiendra berdiskusi bersama rekan-rekan di layanan kesehatan DKI Jakarta. Beliau menyimpulkan bahwa yang terpenting untuk mendukung tercapainya target 3 zero adalah memastikan keberadaan ODHA dan memastikan ODHA untuk tetap minum obat. Beliau berharap agar jangan sampai faskes melupakan program yang sudah ada meski di tengah pandemi. Mengingat apabila semua fokus hanya pada COVID-19 maka layanan penting lainnya akan terbengkalai.
”Pemeriksaan VL selama pandemi ini sedikit karena banyak ODHA yang tidak datang di tengah pandemi, banyak yang dirumahkan selama PSBB. Namun sejak masa transisi, sudah mulai meningkat karena banyak ODHA mulai kembali beraktivitas seperti biasa. Meski demikian Puskesmas tetap berinteraksi dengan ODHA agar tetap minum obat, dan berkontak dengan layanan. Dan ada layanan dari Lingkages melalui Jak Antar untuk membantu pengiriman obat kepada ODHA,” ujar Sri Silahyati dari Puskesmas Kebayoran Baru membagikan pengalamannya.
Dr. Siti dari Puskesmas Kebun Jeruk juga menambahkan kolaborasi TB HIV untuk menegakkan diagnosis membutuhkan waktu lebih lama mengingat tidak semua ODHA mudah mengeluarkan dahak.
Acara dilanjutkan dengan dr. Alva Juan yang memaparkan mengenai implementasi proyek AMPUH yang akan diselenggarakan hingga Desember 2020. Ditargetkan 41.000 ODHA dapat mengetahui hasil viral load melalui pemeriksaan VL, selama projek AMPUH. Beliau juga menjelaskan bahwa untuk pelaksanaanya akan didukung dengan aplikasi SITRUST HIV yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia dalam mendukung pengiriman spesimen dan juga pencatatan pelaporan pada ARK sehingga meminimalisir data yang hilang, meringankan beban petugas, dan lebih efisien.
”Secara umum dukungan proyek AMPUH meliputi pengemasan spesimen, pengiriman spesimen, pemeriksaan spesimen, penggunaan aplikasi SITRUST HIV untuk membantu transportasi spesimen dan pemeriksaan VL HIV dan EID, serta penguatan kapasitas Laboratorium dengan pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal Lab HIV dan EID,” terang dr. Alva.
Nurjannah Sulaiman, S.K.M, M.Kes, Kasubdit HIV dan PIMS dalam paparannya menunjukkan data cascade of HIV dan ART per Mei 2020 sebanyak 543.100, angka ini terhitung meningkat dengan pencapaian sudah hampir 73%. Beliau menjelaskan juga bahwa pemeriksaan bulan viral load ini penting dilakukan untuk menghabiskan sisa stok reagen yang hampir kadaluarsa. Per Juli 2020 ada sebanyak 4,632 reagen yang tersedia di 5 fasilitas kesehatan di DKI Jakarta yang perlu dihabiskan hingga akhir tahun 2020. Sementara stok reagen di tujuh provinsi lainnya adalah sebanyak 1680 yang juga harus habis tahun ini.
Dr. dr. Francisca S, SpPK, konsultan laboratorium Yayasan KNCV Indonesia dalam kesempatan ini juga memaparkan bagaimana peran laboratorium mulai dari pengambilan darah, pengolahan spesimen darah vena menjadi plasma, kondisi-kondisi yang perlu dihindari terkait dengan kondisi spesimen, hingga penyimpanan dan pengemasan spesimen.
”Berbeda dengan transportasi spesimen TBC, dalam pengiriman spesimen HIV ada potensi spesimen yang dikirimkan dapat ditolak dengan beberapa kondisi diantaranya kontainer spesimen tidak sesuai standar, identitas tidak sesuai, volume tidak sesuai, jenis tabung yang salah, hemolisis, dan penyimpanan dan pengiriman yang tidak sesuai standar,” terang dr. Francisca.
Di hari berikutnya, peserta diajak untuk mempraktikkan langsung penggunaan aplikasi SITRUST HIV baik secara web based maupun menggunakan aplikasi di mobile android. Kegiatan ini dihadiri oleh 280 peserta dari DKI Jakarta dan 113 peserta dari 7 Provinsi, dimana keduanya berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Layanan Laboratorium Pemeriksa Viral Load HIV, dan Layanan PDP. Sebelumnya dr. Lanny Luhukay, Kasie Subdit HIV AIDS memaparkan mengenai alur proses pencatatan pemeriksaan viral load yang perlu dilakukan setiap faskes untuk mendukung terupdatenya proses pencatatan dan pelaporan ARK, dan dilanjutkan dengan dr. Eko Hariawan Technical Officer Proyek AMPUH Yayasan KNCV Indonesia yang memaparkan pengenalan aplikasi SITRUST HIV kepada peserta.
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bekerja sama dengan Yayasan Kasih Suwitno (YKS) membantu Sub Direktorat HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan lokakarya ini. Kegiatan ini merupakan rangkaian implementasi proyek AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High quality laboratories) dalam kampanye bulan Viral Load yang akan diselenggarakan secara bertahap di kabupaten dan kota terpilih selama sisa tahun 2020. Proyek AMPUH dilaksanakan oleh konsorsium YKI dan YKS yang didukung oleh pendanaan The Global Fund.
Teks: Melya Findi
Editor: dr. Eko Hariawan