Mandiri-TB: Rencana Kerja Forum Multi Sektor Kota Jakarta Utara dalam Penanggulangan TBC di Tahun 2022
15 December 2021
Forum Multi Sektor (FMS) Percepatan Eliminasi TB Kota Jakarta Utara terbentuk pada bulan Maret 2021 yang lalu dan telah diperkuat dengan Surat Keputusan yang telah ditandatangani oleh Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara pada tanggal 12 November 2021 lalu. Forum ini terbentuk melalui dukungan program Mandiri-TB.
Guna melakukan evaluasi rencana kerja FMS yang telah disusun serta menyusun rencana kerja tahun 2022, FMS mengadakan pertemuan rutin tiga bulanan. Dalam pertemuan ini juga turut dilakukan sosialisasi Surat Keputusan Wali Kota Jakarta Utara tentang Pembentukan Forum Multi Sektor Jakarta Utara kepada anggota Forum Multi Sektor.
dr. Ajeng Sukmawati, Pengelola Program TBC Sudinkes Kota Jakarta Utara mengawali dengan paparan mengenai kondisi penanganan TBC di Kota Jakarta Utara dan capaian rencana kerja FMS yang telah dilakukan selama kurun waktu tiga bulan, dari masing-masing sektor.
”Dari sektor komunitas sudah dilakukan dukungan distribusi makanan untuk peningkatan gizi pasien, sementara dari media membantu dalam mendukung pemberitaan tentang isu TBC,” terang dr. Ajeng dalam paparannya.
Pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 14 Desember 2021 ini dihadiri oleh 27 peserta yang berasal dari Sudinkes Jakarta Utara, IDI Jakarta Utara, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Konsorsium STPI Penabulu, Diskominfo Jakarta Utara, organisasi pendamping pasien, media dan Yayasan KNCV Indonesia.
dr. Triftianti Lieke, Technical Officer Yayasan KNCV Indonesia melanjutkan paparan mengenai hasil monitoring dan evaluasi program TBC di Jakarta Utara. Dari hasil monitoring tersebut disimpulkan bahwa masih banyak indikator kegiatan yang belum tercapai dan mengharapkan FMS kedepan perlu tetap bersinergi melalui fungsinya masing-masing untuk tetap melakukan program kerja forum meski masih dihadapkan di tengah situasi pandemi. Salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan rencana kerja tersebut adalah, gejala penyakit TBC yang mirip dengan COVID-19 sehingga ada ketakutan dari masyarakat apabila di-covid-kan. Hal ini membuat penemuan kasus menurun.
Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama dari masing-masing sektor mengenai peran apa yang dapat dilakukan untuk mendukung tercapainya target-target yang telah disepakati bersama. Konsorsium STPI Penabulu, hingga saat ini telah membantu pendampingan 65 kader untuk mendukung penyuluhan terkait TBC, baik dari segi pengembangan kapasitas seperti info dasar TBC, upaya penemuan kasus, serta dukungan pendanaan operasional kader.
”Dari IDI, saat ini kami turut mendukung dalam peningkatan kapasitas untuk penanganan TBC, terutama bagi dokter-dokter praktik mandiri, selain itu juga peran-peran dokter perusahaan perlu dimaksimalkan dalam mendorong pelaporan kasus TBC di lingkungan kerja,” ujar dr. Pamuju dari IDI Jakarta Utara.
Sehubungan dengan rencana kerja tahun 2022, berikut adalah rencana kerja yang akan dilakukan dari masing-masing sektor, diantaranya adalah pendampingan pasien TBC Resistan Obat, skrining TBC baik langsung maupun digital, pemberian makanan tambahan, pembekalan pengetahuan TBC bagi tokoh masyarakat, sosialisasi TBC bagi masyarakat dan karyawan perusahaan, dan meningkatkan pemberitaan media tentang isu TBC.
”Kami turut mendukung untuk rehab rumah bagi masyarakat dalam menciptakan rumah sehat bagi masyarakat,” ujar perwakilan dari Dinas PUPR yang hadir dalam kegiatan ini.
Program Mandiri-TB melalui dukungan pendanaan dari USAID diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan akses pendanaan kegiatan dukungan pasien TBC RO baik yang bersumber dari pemerintah daerah maupun dari korporat melalui mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, program Mandiri-TB juga diharapkan berperan dalam memfasilitasi organisasi masyarakat lokal dan organisasi pasien sebagai mitra implementasi untuk memastikan pemberian dukungan psikososial yang berkualitas bagi pasien TBC RO.
Teks: Melya
Editor: Damianus Wera