MONEV ACEH 2019 Tuberkulosis Bisa Disembuhkan

2 December 2019

“Kita bisa berlari, jangan jalan kaki!”

Sepenggal kalimat itulah yang menjadi kalimat pemacu semangat dalam penanggulangan Tuberkulosis dari Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono M.Kes, dalam pembukaan pertemuan monitoring dan evaluasi nasional program Tuberkulosis yang diselenggarakan pada tanggal 25 – 28 November 2019 di Hotel Hermes, Kota Banda Aceh. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan manajemen program TBC melalui pendekatan “4C” yaitu cases (kasus), contact (keluarga dan rekan kerja), carrier (TBC laten dan komorbid (penyakit yang menyertai TBC)) dan community (komunitas). Komorbid sendiri adalah penyakit yang menyertai TBC dehingga menyulitkan dalam pengobatan TBC, contohnya HIV/AIDS. Pendekatan ini diyakini dapat menjangkau ratusan ribu hingga puluhan juta masyarakat yang terpapar kuman penyebab TBC. Diharapkan melalui program ini dapat meningkatkan penemuan dan pengobatan kasus TBC hingga tuntas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perkumpulan Pemberantas Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh, Dyah Erti Widawati menyampaikan keterlibatan PPTI dalam penanggulangan TBC antara lain skrining TBC dan pengobatan umum untuk 5.000 santri di Dayah Kuta Krueng pada 13 Oktober 2019 lalu.

Pada hari pertama pertemuan ditutup dengan penghargaan kepada provinsi dan kabupaten/kota yang dinilai menunjukkan performa tertinggi dalam penanggulangan TBC, di antaranya adalah Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Untuk kabupaten/kota terbaik di antaranya adalah Kota Banda Aceh, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kuningan, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Takalar, Kota Palopo, Kabupaten Banggai, Kabupaten Tojo Una–Una, Kabupaten Ogan Ilir, Kota Lubuk Linggau, Kota Palembang, Kabupaten Sibolga.

Pada hari kedua, pertemuan monitoring dibuka dengan paparan narasumber dari Kementerian Desa dengan topik pemanfaatan dana desa dalam mencapai eliminasi TBC 2030. Narasumber menyampaikan bahwa dana desa dapat dimanfaatkan untuk program TBC di tingkat desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

Sesi dilanjutkan dengan paparan dari dr. Donald Pardede, MPPM ketua Country Coordination Mechanism (CCM) Global  FundATM Indonesia tentang pengajuan dana hibah dari Global Fund. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia masih layak mendapatkan dana hibah hingga tahun 2023 karena beban TBC masih menjadi masalah besar. Meskipun secara kekuatan ekonomi, Indonesia sudah dikategorikan sebagai negara berpendapatan menengah (middle income country). Beliau berpesan agar dalam masa transisi tahun 2021 – 2023 ini, perlu didorong pengalokasikan anggaran domestik yang selama ini dianggarkan melalui Global Fund. Pertemuan dilanjutkan dengan evaluasi program TBC pada 5 tahun terakhir yang disampaikan oleh Kepala Subdit TB. Berikut beberapa evaluasi indikator nasional tahun 2019:

 
No Evaluasi Indikator Target Capaian
1 Treatment coverage (sebelumnya disebut dengan tingkat deteksi kasus) 75% 50%
(TW I – TW III 2019)
2 Treatment Success Rate 90% 77 %
(TW I – TW III 2018)
3 Pasien TB tahu status HIV 60% 51%
4 Treatment Success Rate TBC-RO 75% 42%

 

Peserta turut berperan aktif melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan perihal analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan) dan strategi melalui kegiatan untuk mempercepat eliminasi TBC.

Pertemuan rutin tahunan ini ditutup dengan kesepakatan tindak lanjut untuk mempercepat usaha-usaha dalam eliminasi TBC 2030 di antaranya; pencapaian indikator standar pelayanan minimal, peningkatan akses dan kualitas layanan TBC Resistan Obat, pelaksanaan terapi pengobatan pencegahan TBC (TPT), penguatan jejaring layanan TBC, termasuk jaringan laboratorium untuk mendukung kualitas diagnosis serta pelibatan lintas sektor, seperti; Bappeda, organisasi kemasyarakatan, kalangan swasta, dan dunia usaha.

Teks dan foto: Yeremia PMR
Editor: Melya Findi, Amadeus Rembrandt

 

  • 12 April 2023

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama [...]

  • 11 April 2023

    Halo #SobatTB! Salam kenal, saya Aryudiht, saya seorang pegawai telekomunikasi di sebuah perusahaan swasta, [...]

  • 14 February 2023

    Sudah 20 tahun lebih Pak T berjuang menghadapi Tuberkulosis (TBC). Dokter mendiagnosis Pak T, [...]

  • 2 December 2022

    Pada setiap tahunnya, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Dan tema pada tahun ini [...]