IMPAACT4TB: Pertemuan Diseminasi Hasil Implementasi Terapi Pencegahan Tuberkulosis 3HP di DKI Jakarta
19 November 2021
Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis secara global pada tahun 2020 mencapai 2,8 juta orang, diantaranya 2,3 juta orang pada ODHIV dan 500.000 orang pada kontak serumah. Meski demikian, menurut Global Tuberculosis Report (GTR, 2021) menunjukkan capaian TPT di Indonesia tahun 2020 masih rendah yaitu 3,6% pada kontak serumah anak di bawah 5 tahun.
Program TBC Nasional bersama dengan Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan KNCV Indonesia sejak Oktober 2020 hingga September 2021, melaksanakan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dengan paduan 3HP yang baru di 42 fasilitas layanan kesehatan terpilih di DKI Jakarta. Sebagai tindak lanjut dari hal tsb maka dilakukan pertemuan Diseminasi guna memaparkan hasil pelaksanaan pemberian TPT 3HP di DKI Jakarta.
Pertemuan ini diselenggarakan pada tanggal 18 November 2021 secara hybrid. Pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta yang berasal dari Substansi TBC Kemenkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan 5 Sudinkes, mitra, dan puskesmas yang mengimplementasikan TPT 3HP hadir dalam kegiatan ini.
“Untuk mencapai target Eliminasi TBC 2030, perlu upaya dalam mengatasi TBC aktif serta upaya pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) agar tidak berkembang menjadi TBC aktif” ujar dr. Jhon Sugiharto, Direktur Yayasan KNCV Indonesia dalam memberikan sambutan Diseminasi Hasil Implementasi TPT 3HP di DKI Jakarta.
Pertemuan Diseminasi ini dibuka oleh Direktur P2PML yang diwakili oleh dr. Sulistya Widada, Subkoordinator Tuberkulosis Sensitif Obat. Dalam pembukaanya dinyatakan bahwa sejak 2020 hingga Sept 2021, Kemenkes bersama YKI telah mengimplementasikan regimen awal 3HP di fasyankes terpilih di DKI Jakarta. Harapannya semoga pembelajaran dari implementasi awal ini dapat menjadi menjadi masukan bagi wilayah lain kedepan dalam mengimplementasikan TPT di layanan. TPT dengan paduan 3HP ini telah direkomendasikan oleh WHO, yaitu merupakan kombinasi rifapentine dan isoniazid dosis mingguan yang dikonsumsi selama tiga bulan (12 dosis).
Acara dilanjutkan dengan paparan Analisa Situasi TPT di Indonesia dan Strategi End TB 2030 oleh dr. Galuh Budhi M.Kes mewakili Koordinator Substansi TBC. Dalam paparan juga turut disampaikan rencana pelaksanaan TPT paduan baru (3HP dan 3HR) dan distribusi Logistik TPT.
dr. Viktor Simamora sebagai Pengelola Program TBC dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memaparkan diseminasi hasil implementasi TPT 3HP di DKI Jakarta. Dalam data yang dihimpun ditunjukkan bahwa capaian total dari pemberian TPT 3HP pada kontak serumah berdasarkan target alokasi ketersediaan logistik TPT 3HP dari bulan Desember 2020 – Juni 2021 tercapai 101%. Angka ini telah melebihi dari target alokasi TPT 3HP. Sementara capaian TPT 3HP pada ODHIV sebesar 147% dari target yang ditentukan.
Sejumlah praktik baik yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta meliputi 5 hal, diantaranya adalah edukasi berulang terus dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang pentingnya pemberian TPT, adanya monitoring dan evaluasi secara rutin, inovasi dalam proses pencatatan, mengembangkan kartu kontrol berobat, serta koordinasi rutin untuk relokasi obat TPT 3HP.
Implementasi TPT 3HP akan diterapkan di 34 provinsi di Indonesia. Harapannya agar upaya eliminasi TBC di Indonesia dapat tercapai, tidak saja hanya melalui pengobatanTBC, namun yang penting juga upaya pencegahan agar tidak berkembang menjadi TBC aktif.
Paparan selanjutnya dalam pertemuan ini adalah mengenai tatalaksana TPT pada kontak serumah yang disampaikan oleh Dr. dr. Nastiti K, Sp.A (K) serta sharing Praktik Baik dari Fasyankes Implementasi TPT 3HP yaitu dari Puskesmas Kebon Jeruk dan Puskesmas Cengkareng.
Teks dan foto: Melya
Editor: Meilani Matondang