IMPAACT4TB: Upaya Percepatan Peningkatan Cakupan Terapi Pencegahan Tuberkulosis pada Kontak Serumah melalui Penguatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dari Sabang sampai Merauke

8 June 2022

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) yang memiliki karakteristik khas, dimana bakteri ini dapat menjadi dorman (inaktif) pada kondisi lingkungan tertentu. Bakteri ini sangat menular pada lingkungan yang lembab, sirkulasi udara buruk dan kondisi daya tahan tubuh inang (host) yang lemah.1 Paparan berulang pada pasien TBC aktif terbukti meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tidak semua orang yang terinfeksi kuman bakteri M.tb akan langsung menderita TBC. Beberapa akan menjadi dorman di dalam tubuh host, yang dikenal sebagi Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB).2 Sekitar 5-10% orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TBC aktif dalam 5 tahun sejak pertama kali terinfeksi.3

Dalam pemodelan yang dibuat oleh Dye et al, salah satu upaya untuk mencapai target eliminasi TBC yang harus dilakukan adalah dengan memberikan tata laksana untuk populasi yang dengan ILTB melalui pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) bagi populasi rentan, yaitu ODHIV, kontak serumah dan kelompok berisiko lainnya.3 Sebuah studi kohort prospektif selama 24 bulan di India menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan risiko timbulnya TBC aktif antar kelompok usia (aIRR 0.99; p 0.78) dan status ILTB awal yang dikonfirmasi oleh pemeriksaan penunjang TST/IGRA (aIRR 1.68; 95% CI 0.45-6.30; p 0.44) pada kontak serumah, menunjukkan urgensi diberikannya TPT meski terdapat keterbatasan akses terhadap TST maupun IGRA.4 Analisis pemodelan lain terhadap 20 negara dengan insiden TB tertinggi berdasarkan data tahun 2019 menunjukkan bahwa ekspansi pemberian TPT pada kontak serumah semua usia (bukan hanya kurang dari 5 tahun) di negara-negara dengan insiden TBC tinggi dapat memperluas populasi penerima TPT menjadi 7 kali lebih besar dan berpotensi menurunkan beban kesakitan dan kematian akibat TBC.1

Implementasi TPT yang optimal menjadi intervensi kritikal untuk mempercepat penurunan beban TBC, terutama di kawasan Asia Tenggara. Yayasan KNCV Indonesia (YKI), melalui kegiatan IMPAACT4TB, mendukung upaya peningkatan cakupan TPT nasional pada kontak serumah dengan menyelenggarakan “Lokakarya TPT pada Kontak Serumah bagi Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan layanan TBC di 33 Provinsi”. Lokakarya ini berlangsung selama 3 hari pada tanggal 26 – 28 April 2022 secara hybrid, dimana peserta mengikuti kegiatan secara daring sementara panitia beserta narasumber mengikuti kegiatan secara luring di Hotel Aston Bekasi. Narasumber acara berasal dari Tim Kerja TBC & ISPA Kemenkes RI, organisasi profesi (PDPI, IDAI), dan YKI. Acara ini diikuti oleh total 1.739 peserta yang berasal dari 168 Kabupaten/Kota Provinsi Aceh hingga Papua.

Sambutan oleh dr. Galuh B Leksono, MKes (Substansi TBC ISPA Kemenkes RI)

Sambutan oleh Executive Director YKI (dr.Jhon Sugiharto, MPH) 

Paparan diskusi panel 1 Materi Penemuan Kasus ILTB dan Diagnosis ILTB oleh drg. Meilani Mked.Trop (Yayasan KNCV Indonesia)

Diskusi Panel 2 Materi Paduan TPT pada Kontak TBC Sensitif Obat dan Resisten Obat oleh dr. Indriyani, Sp.A(K) dan dr. Madeleine M Jasin, Sp.A(K) (IDAI)

Diskusi Panel 2 Materi Pemantauan Klinis TPT Dr.dr. Harsini SpP(K) (PDPI)

Paparan Materi dan Diskusi Pencatatan dan Pelaporan TPT oleh Ibu Windi Oktavina, SKM (Fokal Point FP AKMS Substansi TBC dan ISPA) dan Erman Varrel (YKI)

Paparan Materi dan Diskusi : Pencatatan dan Pelaporan Bapak Sulistyo (FP Monitoring dan Evaluasi, Substansi TBC dan ISPA, Tim Monitoring dan Evaluasi YKI)

Materi yang disampaikan selama kegiatan meliputi 6 topik yang berasal dari Modul ILTB yang telah disusun oleh Kemenkes RI, yaitu: (1) Epidemiologi TBC; (2) Penemuan Kasus ILTB dan Diagnosis ILTB; (3) Pemberian Paduan TPT pada Kontak TBC Sensitif Obat dan Resistensi Obat; (4) Pemantauan Klinis TPT; (5) Pencatatan dan Pelaporan TPT; (6) Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Pemberian TPT yang disertai dengan pemutaran video Komunikasi Efektif mengenai pemberian TPT sebagai bahan diskusi. Melalui kegiatan ini diharapkan kapasitas dan kepercayaan diri tenaga kesehatan di layanan TBC dapat ditingkatkan dalam hal pemberian TPT khusunya bagi kontak serumah.

Klik tombol dibawah untuk mengunduh materi kegiatan:

Referensi:

  1. Ross JM, Xie Y, Wang Y, Collins JK, Horst C, Doody JB, et al. Estimating the population at high risk for tuberculosis through household exposure in high-incidence countries: a model-based analysis. eClinicalMedicine [Internet]. 2021;42:101206. Available from: https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2021.101206
  2. World Health Organization. Answers to Frequently Asked Questions on TB preventive treatment ( TPT ). 2020;1–4.
  3. Kemenkes RI P. Petunjuk Teknis Penanganan ILTB. 2020. 978–979 p.
  4. Paradkar M, Padmapriyadarsini C, Jain D, Shivakumar SVBY, Thiruvengadam K, Gupte AN, et al. Tuberculosis preventive treatment should be considered for all household contacts of pulmonary tuberculosis patients in India. PLoS One [Internet]. 2020;15:8–19. Available from: http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0236743
  • 11 February 2022

    Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan dan menempati peringkat 10 teratas penyebab kematian di [...]

  • 24 January 2022

    Indonesia hingga saat ini masih memiliki masalah kesehatan yang persisten, dimana terdapat tiga penyakit [...]

  • 10 December 2021

    Bakteri TBC mudah sekali menular melalui droplet atau bercak dahak yang keluar saat batuk oleh [...]

  • 19 November 2021

    Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis secara global pada tahun 2020 mencapai 2,8 juta orang, diantaranya 2,3 [...]